Part XIV

13 14 3
                                    


“Dari mana kamu!?” Tanya ayah Bellona saat melihat Bellona yang sedang dipapah oleh Chatra.

“Om, maaf Bellona sedang mabuk, jadi saya antar dia kekamar nya dulu” kata Chatra yang sudah menebak bahwa kan terjadi hal yang biasa terjadi kepada orang tua yang melihat anak nya dalam kondisi seperti itu.

“Kamu boleh pulang sekarang, biar saya yang bawa Bellona ke kamar nya, lagian tidak baik jika seorang perempuan dan laki-laki bersama malam-malam begini saya harap kamu mengerti hal itu” balas ayah Bellona dengan ekspresi datar.

Karna mengerti apa yang dimaksud oleh ayah Bellona, Chatra segera meninggalkan rumah Bellona dengan rasa tidak enak, karna ayah nya Bellona pasti akan berfikir hal yang tidak-tidak tentang Chatra, karna rasa tidak enak itu Chatra memutus kan untuk kembali kerumah Bellona dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, namun saat Chatra sampai di persimpangan antara kamar Bellona dan tangga rumah nya, Chatra tanpa sengaja mendengar percakapan yang memanas antara Bellona dan ayahnya.

“Papa ga percaya akan apa yang sudah kamu lakukan Bell, apa maksudnya ini! Alkohol, diskotik, Bell jelasin ke papa, kenapa kamu lakukan ini semua” jelas ayah Bellona dalam keadaan marah.

“Bellona yang ga ngerti sama papa, selama ini Bellona ga pernah dapat tamparan apapun, sekarang papa bertanya Bellona kenapa, kenapa papa ga nanya sama diri papa sendiri” balas Bellona ternyata sudah sadar dari mabuk nya.

“Apa pantas seorang perempuan berkeliaran dimalam hari dengan alkohol bersama seorang pria, apa papa mengajarkan kamu melakukan hal seperti itu Bell!?” Balas Ayah Bellona.

“Heh papa mengatakan itu agar Bellona tidak melakukan hal itu lagi, agar nama baik papa tetap terjaga, karna papa hanya tau soal pekerjaan dan nama baik, tanpa bisa bertanya kepada diri papa sendiri kenapa Bellona melakukan itu semua” jawab Bellona.

“Hanya jawab pertanyaan papa Bell, kamu bisa jawab pertanyaan papa, kenapa kamu melakukan itu semua, papa tau alasan kamu melakukan hal ini karna kamu mencari kesenangan untuk diri kamu, kamu sedih karna sampai saat ini kamu belum bisa menerima kepergian mama, papa tau, tapi apa kamu ga bisa mencari kesenangan dengan cara yang lain Bell!?” Balas ayah Bellona lagi sambil berteriak.

“Hanya ini yang bisa Bellona lakukan, karna selain kehilangan mama, Bellona juga kehilangan papa yang seharusnya ada saat mama ga lagi disini” kata Bellona langsung masuk kedalam kamar nya dan membanting pintu kamar nya sangat keras.

“Huft” kata  ayah Bellona yang kesal karna sikap anak nya sampai sekarang belum bisa dipahami nya.

Chatra yang masih berdiri didepan tangga mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh ayah dan anak ini, Chatra benar-benar merasa bahwa setiap yang Bellona lakukan diluar sana hanya untuk menghibur dirinya yang kesepian karna semua nya telah meninggalkan dirinya, bahkan alasan yang sangat tepat sekali sekarang kenapa Bellona melakukan itu semua, ditambah lagi persoalan penghianatan yang dilakukan oleh sahabatnya sendiri yang dia anggap mereka lah yang bisa membuat hari-hari nya bewarna malah mencampurkan warna gelap sehingga warna yang lain itu hilang lagi.

“Hmm maaf om, saya tidak bermaksud mendengar percakapan antara om dan Bellona, saya kembali hanya ingin mengatakan bahwa saya tidak membawa Bellona ke tempat itu, justru saya lah yang menjemputnya, om tidak perlu salah paham, Bellona tidak bersama seorang pria om” jelas Chatra.

“Buat apa kamu jelasin itu kepada saya, kamu pikir saya akan peduli lalu memaafkan Bellona, pulanglah sekarang, ibu mu pasti sedang khawatir putra nya tidak dirumah di jam segini” balas Ayah Bellona.

“Om tidak perlu membahas soal kekhawatiran ibu saya, beliau selalu tau kemana saya pergi dan ayah saya juga, jadi om tidak perlu khawatir tentang itu, kami selalu punya waktu tersendiri, tapi harusnya om khawatir dengan om dan Bellona, apa pernah kalian berdua punya waktu, maaf om tapi itulah kenyataan nya, om memarahi Bellona karna om menganggap dia melakukan kesalahn denga pergi ketempat seperti itu untuk menghabiskan waktunya, tapi om sendiri tidak pernah tau kenapa Bellona melakukan hal itu” balas Chatra.

“Apa maksud kamu berkata seperti itu!?” Balas ayah Bellona.

“Om Bellona benar om melarang nya melakukan hal seperti itu, itu karna om takut penilaian orang akan buruk tentang om, tapi bisakah om berpikir bahwa Bellona tidak akan menjadi seperti itu jika om tidak sibuk dengan diri dan pekerjaan om saja, cobalah berpikir menjadi seperti Bellona selain telah kehilangan ibunya, apa om tega dia juga kehilangan sosok ayah nya yang sementara dia masih hidup” balas Chatra.

Ayah Bellona hanya diam tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Chatra, seolah semua yang dikatakan oleh Chatra adalah benar adanya, sejak kepergian ibunya Bellona, ayahnya seperti ikut pergi hanya saja pergi untuk semua kesibukan nya, dan lupa bahwa ada Bellona yang harus dia beri waktu untuk mendapatkan perhatian dari ayahnya, bukan soal harta yang selalu cukup untuk Bellona, tapi soal kebersamaan mereka yang sampai saat ini belum dipenuhi oleh Ayahnya.

“Hemmm om, saya harus pamit, jika memang ada yang harus saya bantu maka om bisa hubungi saya” jelas Chatra langsung pergi meniggal kan ayah nya Bellona.

“Lamaaaa amat, Cuma ngantarin cewek doang, buruan dah, udah ngantuk gue” keluh Keenan yang memang sudah bosan karna menunggu Chatra.

“Ya elah maaf deh, dah sana nyetir lagi, gue capek” balas Chatra dengan santai.

Chatra merasa sangat lega setelah mengatakan apa yang seharusnya dikatakan Bellona kepada ayahnya, Chatra merasa Bellona pantas mendapat sedikit pembelaan dari nya, ada rasa senang yang terkhusus saat Chatra bisa melihat Bellona kembali dengan senyuman nya.

Waktu memang senang bermain sesuka nya, manakala dia menyukai malam dia akan mempercepat lajunya untuk membuat pencerah malam bekerja, bilamana dia menyukai terang dia akan membuat surya kembali menampakan diri.

“Chat, wait!!” Teriak Bellona mengejar Chatra yang berjalan menuju kelas nya.

“Ehh stop, kecepatan lo larinya, mau tabrakan lagi” kata Chatra.

“Huft, habis lo sih jalan nya cepat banget, tungguin napa, hii Keenan, eh btw thanks ya, kalian berdua udah ngantarin gue pulang kemaren, ehhmmm thanks juga ya Chat, gue ga tau sih apa yang lo perbincangkan dengan bokab gue, tapi kek nya setelah lo nyampein sesuatu bokab gue langsung memindahkan urusan kerja nya disini semua, itu hal baik buat gue” kata Bellona panjang lebar.

“Udah selesai ngomong nya, gue ga bilang apa-apa kok ke bokab lo, emang udah tugas dia ngejaga lo biar lo ga kesepaian lagi, oh iya ini ada air lemon buat lo, lumayan buat redamin sakit kepala berat habis mabuk” balas Chatra.

“Tapi Chat, itu kan buat gue!?” Kata Keenan yang bingung air lemon miliknya diberikan kepada Bellona.

“Eh lo kan udah sering minum ini nyokab gue kan selalu bikin, jadi ini buat Bellona aja, ini Bell” balas Chatra.

“Kenapa sih ni orang ya, bau-bau jatuh cinta apa gimana ya!?” Kata Keenan dalam hati.

“Hmmm sekali lagi terima kasih ya, gue ke kantin dulu” balas Bellona.

“Ehh ngapain ke kantin, udah waktunya masuk kelas, sana masuk” balas Chatra.

“Tapi di kelas gue jam pertama adalah mata pelajaran yang paling gue benci, mending gue ke kantin dari pada belajar” balas Bellona.

“Bahhh ga bisa lo harus masuk kelas, mau lo ga suka sama pelajaran nya ataupun suka lo harus masuk kelas, ayok masuk kelas” balas Chatra sambil menarik tangan Bellona ke kekelas nya.

For a While Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang