"Gama, aku bosen! bisa nggak kita jalan-jalan ke luar? Aku mau beli es krim juga. Boleh ya?"
"Enggak."
"Yah, kenapa?" kecewa Malika.
"Aku bosen diem nggak ngapa-ngapain di sini. Udah gitu dari tadi mau ke kamar mandi pake diikutin segala, kamu pikir aku bayi?"
Malika mendengus kesal mengingat kejadian itu. Saat tadi ia ingin pergi ke kamar mandi, Gama mengikuti di belakang hingga ia masuk ke dalam kamar mandi. Malika terkejut, pasti. Saat ditanya alasannya kenapa, Gama malah keluar dan menunggu di depan pintu.
Malika menoleh pada Gama yang masih acuh di sofa. Cowok itu sedari tadi asik memainkan ponsel. Entah apa yang dia lakukan dengan benda tersebut, Malika tidak ingin tahu.
"Ayo keluar, Gama!" pinta gadis itu.
"Enggak."
"Ish!" Malika menendang selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bosan, sangat bosan. Sudah hampir dua jam dia hanya diam menatap televisi yang mati. Ia tidak diperbolehkan memegang ponsel sedetik saja oleh pacarnya itu. Siapa saja tolong ingatkan Gama, Malika hanya sakit, bukan koma ataupun mati.
"Ya udah mana sini hp aku?"
"Enggak."
"Gama!" kesal Malika. Barulah Gama menengok dengan sebelah alis terangkat.
"Aku bosen..." adu cewek itu melengkungkan bibir ke bawah.
Gama bangkit, berjalan mendekati Malika lalu merebahkan diri di samping cewek itu. Ia memeluk Malika sambil mengusap-usap kepalanya.
"Nggak mempan, aku tetep bosen!"
"Tidur. Kalo lo tidur pasti nggak bosen," jawab Gama singkat.
"Aku udah tidur lebih dari tiga jam!" Gadis itu berbicara lantang dengan tiga jemarinya yang diangkat.
Malika memasang wajah seperti ingin menangis. Dari jam delapan pagi hingga jam sepuluh tadi ia tidur dan terbangun karena Gama yang membawakan bubur. Setelah itu Malika hanya diam menatap langit-langit kamar sambil sesekali mengganggu Gama.
"Tidur lagi kan bisa. Lagian tidur banyak manfaatnya, bisa ngurangin rasa cape lo. Udah sini gue boboin."
Gama bersiap-siap mengambil posisi ternyaman. Ia tidur menyamping, memeluk Malika dari belakang, dan menyembunyikan wajahnya di punggung gadis itu.
"Aku nggak ngantuk. Mata aku seger banget kayak gini, emang kamu nggak liat?"
"Enggak."
"Terus aja jawab enggak!"
Hening. Keduanya saling diam. Malika masih emosi karena Gama yang menyebalkan. Dasar cowok tidak peka! Seharusnya jika Malika sudah bosan Gama bukan menyuruhnya untuk tidur, tapi mengajak Malika jalan-jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Badboy
Teen FictionMenjadi pacar dari cowok dengan tempramen buruk tentu akan menjadi malapetaka. Apalagi jika mereka suka melakukan kekerasan fisik maupun verbal. Sayang, Malika harus menelan telak jika dirinya telah terjerat lingkar hubungan beracun bersama Gama, sa...