"Selamat pagi!" sapa seorang gadis dengan senyum yang teduh. Manik mata cokelat muda itu menatap fokus pada cowok yang tengah tertidur pulas di pelukannya.
"Hei, ayo bangun."
Tangan gadis itu bergerak menyisir rambut hitam legam milik sang kekasih. Merapihkan beberapa helai rambut yang menghalangi mata cowok itu.
Merasa terganggu, cowok yang sedari tadi tidur nyenyak perlahan membuka mata. Mengerjapkan mata berkali-kali guna menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang mulai masuk ke dalam ruangan ini.
Bukannya bangun, cowok itu semakin mengeratkan pelukan. Ia menyembunyikan wajah di ceruk leher gadisnya sambil sesekali menghirup aroma tubuh yang selalu bisa membuatnya tenang.
"Ih bangun, kok malah lanjut tidur?"
Malika, gadis itu bertanya dengan wajah heran. Malika ingin melihat wajah sang kekasih, tapi jelas tidak bisa karena posisi mereka sekarang. "Gama, ayo bangun," suruh Malika untuk yang kedua kali.
"Masih ngantuk." Hanya itu jawaban yang Malika terima. Dengan suara berat yang terdengar jelas, membuat bulu kuduk Malika meremang seketika.
"Katanya mau ziarah ke makam Mama."
Malika masih diam, menunggu jawaban dari cowok tersebut. Tangannya masih setia untuk mengelus rambut sang kekasih. Beberapa detik berlalu. Malika merasakan pergerakan menjauh dari Gama. Matanya langsung melotot karena mendapat ciuman secara tiba-tiba di pipi yang nyaris mendekati bibir.
"Morning," sapa Gama dengan senyum khas.
Gama tidak langsung bangun, melainkan kembali memeluk Malika dengan erat. Menciumi leher gadis itu hingga sang empu memekik kegelian. Tangannya juga ikut menggelitiki perut Malika.
"Udah-udah, aku geli!"
"Gama ihh!"
"Gama, stop! Nanti kita telat," ucap Malika memohon.
"Satu kali lagi," jawab Gama. Cowok itu menatap Malika dari atas dengan wajah baru bangun tidurnya. Ia menyelipkan helai rambut Malika ke belakang kuping. Perlahan tapi pasti, bibirnya mengecup singkat ujung bibir gadis itu.
"GAMAAAA!!!"
••
"Habis dari sini, mau anterin aku nggak?"
"Kemana?"
"Em, rahasia!" jawab Malika dengan girang.
Mereka kini sedang berada di dalam mobil dengan Gama yang menyetir dan Malika yang tak berhenti menatap cowok itu.
"Kenapa rahasia?" Tatapan penuh selidik dari Gama begitu terpancar dengan jelas. Alis tebalnya juga terangkat sebelah.
Malika menggeleng sebagai jawaban. "Nanti aku bakal kasih tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Badboy
Teen FictionMenjadi pacar dari cowok dengan tempramen buruk tentu akan menjadi malapetaka. Apalagi jika mereka suka melakukan kekerasan fisik maupun verbal. Sayang, Malika harus menelan telak jika dirinya telah terjerat lingkar hubungan beracun bersama Gama, sa...