22 | Video Call

2.2K 105 6
                                    

"Sini," pinta Malika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sini," pinta Malika. Gadis itu menyuruh Gama untuk memajukan badannya sedikit ke depan.

"Ih! Sini Gamaaa!" pinta Malika lagi. Sedikit terselip emosi. Pasalnya cowok itu bukannya mendekat malah membuka kaos hitam yang Gama kenakan.

"Gama, denger aku nggak sih?!" kesal Malika akhirnya. Dia tidak ingin marah, tolong tekankan itu. Tapi sifat Gama yang ngeyel macam bocah ingusan membuatnya geram bukan main.

"Duduk!"

Malika menempelkan kantong yang berisi es batu di wajah Gama yang terdapat luka lebam. Menempelkannya secara perlahan dari satu tempat ke tempat lain. Saat Gama meringis, Malika juga ikut meringis. Ngilunya itu loh.

"Enaknya berantem apa sih? Kok kamu hobi banget kayaknya."

Malika menatap tepat ke arah mata cowok yang duduk berhadapan dengannya. Malika hanya tidak habis pikir, apa yang didapat oleh Gama setelah baku hantam hingga dia begitu sering melakukannya.

Oh mungkin kalian akan bingung kenapa Gama bisa babak belur begini. Mari Malika jelaskan.

Setelah pulang sekolah, Lingga mengantar Malika ke apartemen milik Barat. Malika menemukan bahwa Gama dan Barat sudah teler tingkat dewa. Bahkan untuk sekedar berdiri saja Barat harus jatuh bangun hingga beberapa kali.

Namun yang menjadi masalah utamanya adalah, Gama yang tiba-tiba memberikan satu tinjuan mentah di rahang Lingga. Padahal mereka baru sampai di apartemen tersebut. Lingga pun tidak tahu alasan mengapa Gama melakukan hal itu. Sampai akhirnya keributan itu berlanjut karena Gama yang ternyata emosi melihat Lingga bersama Malika. Dasar aneh.

Yah, Malika tidak bisa menyalahkan orang yang tidak sadarkan diri, bukan?

Lalu pertengkaran itu selesai setelah perjuangan yang Malika lakukan. Memang berhasil, tetapi wajah Lingga dan Gama sudah lebam. Bahkan sudut bibir Lingga robek.

Oke, kembali lagi pada kondisi saat ini, ketika Malika sedang berusaha mengobati wajah babak belur Gama.

"Kenapa hobi banget berantem, hm? aku ngeri tau ngeliat kamu beringas kayak tadi," ucap Malika lembut. Tangan gadis itu mengelus rambut hitam legam milik Gama.

"Seru," jawab Gama singkat.

"Seru?" Ekspresi terkejut tidak bisa untuk tidak terlihat di muka Malika kala mendengar jawaban itu.

Gama menganggukkan kepala lucu. "Ada sensasi tersendiri, Ka," jelasnya.

Malika masih memasang wajah tidak mengerti. Sensasi apa yang dimaksud Gama? Mendapat luka lebam di sekujur tubuh?

"Aku nggak ngerti jalan pikir kamu. Berantem itu cuma menyakiti diri sendiri, nggak ada manfaatnya sama sekali, Gam."

Lagi, Malika kembali berbicara lembut sesekali mengelus garis rahang milik Gama yang tegas. Membuat cowok itu memejamkan mata.

Really BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang