jodoh pilihan ayah

3.4K 57 6
                                    

Keesokan harinya...

Bian membawa sahabatnya yaitu Bima, untuk membicarakan rencana perjodohan itu,ia sudah yakin bahwa Bima adalah laki laki yang cocok untuk putrinya

"Kian,di panggil ayah mu"ucap Abidzar, menghampiri kian yang sedang makan

"Aku lagi makan ini"

"Buruan makannya,di tunggu ayah mu itu"

"Hmm'

Setelah makan,ia pergi menemui ayahnya, ayahnya tak sendiri melainkan bersama seorang pria dewasa, tapi keliatan keren dengan jas yang dipakainya

"Papi,ada apa"ucapnya sambil duduk disebelah ayahnya

"Sayang,putri ayah,kenalin om Bima,dia adalah laki laki yang akan ayah jodohkan dengan mu"

"Apa ?! ,Yang bener aja,masa aku di jodohin sama om om,gak mau aku!"

"Kian,ini keputusan ayah "

"Ayah ,aku punya pacar ,kenapa harus dijodohkan?!."

"Karena ayah yakin dengan jodoh pilihan ayah."

"Kamu harus akhiri hubungan dengan bocah itu "

"Devano bukan bocah ."

✯✯
Hari demi hari ayah sering membawa om Bima ke rumah, memaksaku untuk lebih mengenal om Bima, bahkan tak segan menyuruhku pergi berdua bersama om Bima. Ini sangat menyebalkan,dan dengan terpaksa aku menuruti perintah ayah,entah harus melakukan apa agar perjodohan ini tidak terjadi,aku tidak mau dijodohkan dengan om om,lebih baik sama Devano ,om Bima terlalu memaksakan kehendaknya,kan aku ini masih remaja,masa harus menikah sama duda satu anak. Hiks
Saat kami pergi berdua,kami hanya diam, apalagi aku tidak menyukai om Bima,ayah kukuh ingin menjodohkan anaknya dengan sahabatnya itu . Hiks

Seperti pagi ini,ayah menyuruhku untuk ikut bersama om Bima ,aku menurut saja dari pada berantem sama ayah.

"Hati hati, dijaga putriku"ucap ayah melepaskan kepergian aku

"Tenang bro ,anak loh aman di tangan gue " ucap om Bima,hih tengil banget,doyan sama bocah

Aku naik ke mobil mewah milik om Bima,tak perlu diragukan lagi bahwa om Bima memang sultan,tapi kan cita tidak bisa dipaksa.

Di dalam mobil, suasana hening,tanpa suara, sesekali om Bima melirik ke arah Ku sambil tersenyum,hih tengil banget..

Dari tadi perasaan hanya muter muter aja,mau kemana sih ini

"Om kita mau kemana sih"ucapku, akhirnya aku membuka suara

"Kita ke rumah saya." Ucapnya datar, dia tuh cuek sekaligus gak asik

"Ngapain ke rumah om,jangan macam macam ya"ucapku sambil melotot ke arahnya yang sedang pokus menyetir mobil

"Kamu tenang aja saya gak bakal macam macam kok , saya gak doyan sama bocah." Ucapnya sambil tersenyum

Rasanya aku pengen cakar wajah dia,tapi aku masih punya tata Krama

Suasana kembali hening,tak lama mobil berhenti di sebuah rumah mewah, rumahnya sih emang mewah

"Turun "ucapnya

Aku turun dari mobil, celingukan melihat lihat halaman rumah ini yang sejuk banget,banyak tanaman hias juga

"Ayo masuk "

Aku mengikuti langkah om Bima,badan om Bima tinggi besar, dengan jalan yang cepat, sedangkan aku memiliki badan yang mini , langkah kakiku tak secepat langkah kaki om Bima,aku sedikit berlari mengejar langkah om Bima.

"Tuan, silahkan masuk,tuan muda sudah menunggu"ucap seorang wanita berseragam putih, sepertinya baby sitter

Aku Kembali mengikuti langkah om Bima

"Ayah ,"

Bocah sekitar 3 tahun berlari memeluk om Bima,aku yakin bocah itu pasti anak om Bima. Anaknya tampan dan menggemaskan

"Anak ayah ."

Om Bima mengangkat tubuh anaknya, sehingga anaknya terbang membuat anaknya itu cekikikan gembira,aku yang melihat itu hanya tersenyum membayangkan saat aku punya anak nanti ,eh aduh apaan sih

"Ayah Tante ini siapa "ucap bocah itu melirik ke arah ku

"Ini mama kamu ,kamu harus panggil dia mama ." Ucap om Bima

Aku terkejut,om Bima mengatakan aku ibunya, aduhh

"Mama, asikk,punya mama "ucap bocah itu berteriak

"Ia turun dari gendongan ayahnya,lalu menghampiri ku

"Mama,mama,ayo main mama "ucapnya sambil memegang tanganku

"Mama,ayo main. "

Ia menarik tanganku,aku mengikuti langkah bocah satu ini,om Bima juga mengikuti kita

"Mama,ayo main,Ar punya banyak mainan" ucapnya menunjukkan sekeranjang mainan

Akhirnya aku menuruti keinginannya untuk bermain bersama, sedangkan om Bima hanya memantau. Ternyata bocah itu selain tampan juga pinter,dan mudah akrab dengan orang baru . Aku merasa nyaman dengan bocah satu ini. Tapi tidak dengan ayahnya.

"Ar ,ayah kesana dulu ya ." Ucap om Bima sambil mengacak rambut anaknya, membuat anaknya itu cemberut lalu merapihkan rambutnya yang acak acakan akibat ulah ayahnya,aku tidak bisa berhenti tersenyum melihat tingkah anak ini .

Om Bima pergi ,aku masih main bersama anak satu ini.

"Mama,mama kenapa tidak tinggal bersama kita disini"ucap anak ini

"Nama kamu siapa."

"Mama,aku Ar ."

"Ar ,ok Ar ."

"Mama, kenapa mama tidak tinggal bersama kita disini."

"Kamu tanya saja pada ayah ."

Eh ayah , aduh

Sore harinya aku dan Ar masih bermain berdua,om Bima belum muncul lagi

"Kian,sudah sore,saya antar pulang ya." Ucap om Bima menghampiri

"Mama jangan pulang." Ucap Ar sambil memegang tanganku

"Sayang,mama harus pulang,besok kesini lagi"ucap om Bima

Ebuset aku jadi mama muda

"Mama,besok kesini lagi ya ."

Aku mengangguk

"Ayo saya antar pulang."

"Dadah Ar ."

"Mama ."

Ar memelukku,aku jadi berat untuk melepaskan pelukannya

"Ar,mama harus pulang." Ucap om Bima sambil melepaskan pelukan Ar di tubuhku

"Ayo "

Aku mengikuti langkah om Bima,bocah itu menggandeng tanganku

"Mama pulang dulu ya,Ar dadah ."

Aku masuk ke mobil om Bima

"Mama." Teriak Ar

"Om,kasian Ar ."

"Tuan muda ayo masuk " ucap baby sitter

"Mama ."

Mobil melaju,Ar berlari mengejar mobil ini.

"Om ,kasian Ar , kenapa Ar tidak dibawa saja."

"Sudah biarkan saja,ada baby sitter kok" ucapnya santai

***




Jodoh pilihan ayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang