081735******
Kamu kenapa tadi langsung pergi gitu aja? Kan aku bilang jangan kemana-mana, aku bakal balik lagi.
Denara mengernyit bingung ketika membaca satu pesan dari nomor tak dikenal.
Namun melihat dari pembahasan di pesan itu, sepertinya Denara sudah bisa menebak siapa pengirimnya.
Dapat nomorku dari mana?
081735******
Bu Sisca
Kamu ngga bilang kan kalo kita saling kenal?
081735******
Aku lupa tadi mintanya gimana, yang penting benar ini nomor kamu. Aku ngga salah orang.
Mau ngomong apa? Sekalian mumpung aku belum ngantuk
Tak lama setelah balasannya terkirim, satu panggilan dari nomor yang sama masuk.
"Udah bagus kirim pesan aja, ngapain telepon."
"Kelamaan soalnya,"
Denara sedikit mencibir mendengar jawaban laki-laki di balik panggilan tersebut. Padahal ia tahu sudah berusaha membalas setiap pesan dengan cepat.
"Lalu, mas Djati mau ngomong apa?"
"Besok udah mulai libur semesteran kan, berarti kamu ngga masuk sekolah."
Memang benar, mulai besok pagi, Denara akan menikmati liburannya selama dua minggu.
Pertemuannya dengan para donatur tadi siang adalah agenda terakhir di semester ini.
"Iya, kenapa memangnya?"
"Udah ada agenda jalan-jalan?"
"Enggak, aku mau di rumah aja. Dua minggu ini memang waktu terbaik untuk me-time di rumah."
"Nggak asik!" Jawaban Djati sontak membuat Denara tertawa pelan. Laki-laki itu ternyata bisa kecewa juga.
"Aku akan menghabiskan waktu di Jogja lumayan lama. Besok pagi temani aku jalan-jalan sekitar sini ya."
"Aduh mas, aku males banget. Lagian mas Djati ke Jogja kan bawa rombongan, kenapa nggak jalan-jalan bareng mereka aja."
"Yang lain udah pulang ke Jakarta."
"Terus mas Djati ngapain masih di sini?" Denara tidak habis pikir.
"Me time!"
.........
Dan di sinilah Denara sekarang, duduk di balkon sebuah hotel bernuansa alam di kawasan Magelang.
Di samping perempuan itu ada Djati yang sedang asyik menyeruput kopinya pelan-pelan.
Denara akhirnya menyetujui permintaan Djati untuk menemaninya jalan-jalan selama di Jogja. Toh destinasi yang ingin Djati kunjungi cukup menarik. Sehingga Dena merasa sayang jika tidak memanfaatkan tawaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takeaway
ChickLitMasalah ini bermula dari rasa iri Denara pada Raisa, sang kakak yang selalu sukses dalam hal apapun. Raisa, si sulung yang pintar dalam bidang akademis, sukses di bisnisnya dan juga cantik di mata banyak pria. Perempuan duapuluh delapan tahun itu s...