Haloww bestiieee 🌷
FOLLOW SEKARANG!! KASIH BINTANG, BIAR AKU SEMANGAT LOH MAU UPDATE!! hehe makasih 🫂🌷
Happy reading 🌷
.....
Kini freesya sedang meletakkan barang barang yang di belikan ivander tadi ke dalam satu ruangan yang khusus tempat tempat ivander selama ini membelinya apa pun yang di inginkan freesya sedari mereka kecil.
"Nona ini sampai sebanyak ini, kenapa ga di gunakan aja". Ucap Lastri setelah mereka selesai menyusun semuanya di bantu dengan pak Adit .
"Udah aca pake, cuma emang Ian kan ada gilanya, lihat ini aja udah penuh,mbak ambil aja lah yang di mau, sayang ga di pake gini"
Ucap freesya frustasi melihat barang barang itu semua, bahkan Yang ada di kamarnya sudah penuh.Beberapa kali dia memberikan pada Alice atau Ella kedua sahabatnya itu menolak dengan Alasan tidak mau berurusan dengan Ivander kalau cowok itu tau, freesya malah memberi pada temannya.
"Makasih non freesya tapi saya ga mau, tadi parfum yang nona kasih udah banyak banget, tuan vander juga ga suka kalau tau malah saya yang pake". Bahkan sampai Lastri juga takut melihat ivander.
"Udahlah, biarin di sini semua, nanti aca bilang ke Ian buat di bagiin aja ke yang lain". Jawab freesya.
"Mbak tolong bantuin aca ya bikin makan malam untuk Ian, nanti Ian mau makan di sini". Ajak Freesya menarik tangan Lastri menuju dapur yang ada di lantai bawah.
"Iya non, dengan senang hati". Jawab Lastri tersenyum melihat tingkah Freesya.
"Tapi bantu dikit aja ya atau kasih tau aca gimana masaknya". Ucap freesya,dia ingin ivander merasakan semua itu buatan miliknya.
"Iya nona". Jawab Lastri sedikit tertawa melihat nonanya ini sangat excited.
Keduanya sibuk dengan bahan masakan, freesya yang memang tidak terlalu mahir di dapur tapi dia berusaha untuk bisa, sampai jari gadis ini ikut tergores pisau karena tidak hati hati.
"Udah non, biar saya aja yang lanjutkan, kalau Tuan dan Nyonya besar tau saya bisa di marahin, belum lagi Tuan Ivander" ucap Lastri, takut melihat freesya yang terkena pisau, bisa bisa dia yang kena marah oleh ketiga orang itu.
"Mbak Lastri berlebihan banget sih". Tawa freesya sambil memasang plester luka di jarinya.
"Lihat aca baik baik aja, cuma tergores dikit bukan kepotong". Jawab freesya melanjutkan masakannya, Lastri berdiri dengan cemas dia ingin membantu tapi di larang gadis itu, freesya hanya butuh Lastri mengajarinya masak.
"Terus mbak ini garamnya di masukin berapa banyak?". Tanya freesya
Bertepatan dengan suara telepon rumah yang berdering, freesya menyuruh Lastri yang menjawab karena dia masih sibuk memasak. Lastri bergegas menjawab telefon yang ada di ruang tamu dan freesya kembali menuangkan garam yang dia tidak tau takarannya.
"Kalau kata mbak Lastri dikit aja, tapi nanti kalau kurang garam kan ga enak, udah aca tuangin satu sendok aja lah". Monolog gadis itu memasukkan garam dengan banyak, tanpa mencicipi masakannya dan mematikan kompor tersebut.
(Semoga ivander sehat Sehat ya makan masakan freesya)
Freesya sibuk menata masakannya di meja makan, sambil tersenyum dengan manis merasa bangga dengan beberapa menu yang dia masak walau dengan bantuan dan resep dari Lastri.
"Nona, Tuan dan Nyonya besar Bakal pulang sedikit lebih telat, tadi katanya ponsel nona sudah di hubungi tapi tidak ada jawaban jadi saya jelaskan nona sedang masak". Jawab Lastri, melihat masakan freesya sudah tertata rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORNING ESDER (END)
Любовные романыDi pertemuan pertama mereka ivander yang berusia delapan tahun langsung tertarik melihat gadis kecil berusia enam tahun itu bernama freesya si cantik imut dan baik hati "Dad, i want her" tunjuk ivander menatap ke arah gadis kecil yang sedang bermai...