sebelum masuk ke cerita aku mau kasih tau kalian arti dari judul cerita ini, mungkin ga terlalu penting buat yang lain tapi aku hanya mau kasih tau bagi yang emang penasaran arti dari judul ini.
MORNING aku ambil dari waktu awal pertama kali Ivander dan Freesya bertemu kalian ingat ga? yang mereka masih umur delapan dan enam tahun nah di situ awal pertemuan mereka di pagi hari, sedangkan ESDER aku ambil dari nama kedua tokoh utama ES = freESya dan DER= ivanDER.
okey makasih semua, kita lanjut ke cerita.....
.....
waktu berlalu sangat cepat dan hari ini adalah tahun ke lima freesya pergi dari hidup ivander, semenjak kepergian gadis itu ivander menjadi semakin dingin tidak terpegang dan gila bekerja, cowok itu sudah menyelesaikan kuliahnya tiga tahun lalu dan sekarang menjabat sebagai CEO menggantikan posisi sang ayah.
pria berusia dua puluh lima tahun ini sangat pendiam selain urusan pekerjaan, dengan tatapan matanya yang semakin menajam terkadang membuat orang lain takut hanya melihat raut wajah pria ini ivander sudah sepenuhnya pisah rumah dari jasmine dan kenth memilih untuk tinggal di mansion yang dia bangun untuk freesya dan tidak akan tau apakah gadis itu akan kembali padanya atau tidak sama sekali.
"selamat datang tuan stiwart". ucap kepala pelayan dan seluruh maid membungkuk hormat pada ivander yang baru sampai ke mansionnya.
ivander hanya menganggukkan sedikit kepalanya dan berjalan masuk menuju lift untuk ke kamarnya yang ada di lantai tiga.
ivander masuk ke dalam kamarnya yang di mana semua bernuansa hitam sedikit pencahayaan lampu dengan hawa kamar yang sangat dingin menambah kesan kamar ini terlihat menyeramkan, pria itu berjalan masuk ke dalam satu ruangan yang dia buat khusus untuk seluruh kenangan gadis kesayangannya.
ivander perlahan masuk dan duduk di kursi itu menatap seluruh ruangannya yang berhiaskan foto freesya mulai dari gadis itu kecil sampai terakhir dia berusia delapan belas tahun, di dalam ruangan itu terdapat banyak barang freesya yang memang ivander ambil dari kamar gadis itu mulai dari baju, ponsel yang dia belikan dulu, boneka, buku dan juga barang barang yang lainnnya dan ada satu barang berharga yang ivander masukkan ke dalam kotak kaca yaitu sweater rajut berwarna hitam yang khusus di buat oleh freesya hanya untuknya.
ivander mengambil satu bingkai kecil yang terdapat fotonya dengan freesya saat mereka kencan di danau dengan gadis itu yang memegang kamera dan tersenyum sangat manis.
"gimana kabar mu". ucap ivander dengan suara baritonnya menatap foto mereka.
"rasanya aku seperti mati secara perlahan karena mu, aku membenci mu tapi aku terus mencintai mu, lima tahun kita tidak bertemu, apa kau masih mengingat ku aca?" monolog ivander menggenggam cukup erat bingkai itu.
semenjak kepergian freesya, ivander jadi membenci gadis itu karena merasa Freesya membuangnya begitu saja di saat keterpurukan dia, tapi rasa cintanya semakin hari semakin bertambah, rasa rindunya tidak bisa terbilang lagi, dia benar benar tidak bisa mendapatkan info di mana gadis itu berada.
terakhir kali informasi yang dia dapat freesya sudah tidak tinggal di Luksemburg sejak empat tahun lalu dan ivander benar benar tidak bisa mencari gadis itu, selama ini dia diam diam mencari keberadaan freesya tapi semuanya tidak membuahkan hasil apa pun.
"sekali aku melihat dan menemukan mu, sejengkal pun kau tidak akan pernah lepas dari ku aca". ivander mengepalkan tangannya dengan kuat, jika dalam bulan ini dia tidak menemukan freesya, ivander akan berangkat ke Luksemburg dan mencari semua informasi tentang gadis itu, apa pun caranya akan ivander lakukan untuk mendapatkan kembali freesya ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORNING ESDER (END)
RomansaDi pertemuan pertama mereka ivander yang berusia delapan tahun langsung tertarik melihat gadis kecil berusia enam tahun itu bernama freesya si cantik imut dan baik hati "Dad, i want her" tunjuk ivander menatap ke arah gadis kecil yang sedang bermai...