Morning Esder | 25

1.1K 47 9
                                    

Haloww bestiieee 🌷

FOLLOW SEKARANG!! KASIH BINTANG, BIAR AKU SEMANGAT LOH MAU UPDATE!! hehe makasih 🫂🌷

Happy reading 🌷

Maaf kalau banyak Typo

.....



"Siapa yang mulai gua atau Lo?" Tanya ivander tersenyum penuh arti, melihat wajah freesya yang berada di depannya.

Keduanya duduk saling berhadapan di atas tempat tidur gadis itu, dengan perjanjian hanya sekedar ciuman

"Bentar kasih aca waktu dulu". Ucap freesya sedikit menunduk sambil memegang ujung bajunya.

Ivander menahan tawanya, demi apa pun freesya saat ini sangat menggemaskan di matanya rasanya ivander ingin mengurung gadis ini di dalam kamarnya.

"Sudah?". Tanya ivander setelah lima menit berlalu.

"Janji ya ian, kasih aca jeda waktunya jangan lanjut Mulu, aca bisa pingsan nanti".

"Hm"

Ivander langsung memulai waktunya di stopwatch ponselnya sampai waktu tiga puluh menit.

"Yaudah, ian yang mulai". Ucap freesya sambil menutup matanya, entah kenapa jantungnya berdetak kencang, padahal ini bukan pertama kalinya dia berciuman dengan ivander.

Ivander tersenyum melihat freesya yang sudah menutup matanya dengan gugup, ivander mengelus pipi mulus itu dengan tangan besarnya langsung mengecup pipi freesya membuat gadis itu membuka matanya, merasa heran kenapa bukan bibirnya yang di cium.

"ian, ga jadi cium bibir..." belum selesai freesya berbicara ivander menarik tengkuk gadis itu dengan cepat langsung mencium bibir freesya, membuat gadis itu sedikit kaget, membulat kan matanya.

Freesya perlahan memejamkan matanya, padahal dia udah sering berciuman tapi tidak bisa mengimbangi gerakan ivander yang sangat pro, ivander memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri melumat bibir gadis itu sedikit kasar.

Waktu yang berjalan sudah enam menit, freesya mulai merasa kehabisan nafas mencoba memukul lengan ivander menyuruh cowok itu untuk memberinya jeda sebentar, tapi ivander seperti tidak memberikan tanda tanda ingin berhenti semakin gencar mencium freesya yang mulai lemas.

Ivander berhenti melepaskan bibir mereka sambil menyeringai menatap freesya langsung jatuh ke arah dadanya, gadis itu lemas merasa nyawanya hampir melayang karna cowok ini, ivander menjeda stopwatch yang ada di ponselnya menjukkan waktu yang berjalan sudah sepuluh menit.

"Ha..haa..i-ian bentar, k-kasih aca istirahat" ucapan freesya masih menyandarkan kepalanya di dada ivander, menghirup udara sebanyak mungkin sambil meremas lengan cowok itu dengan kuat, dia benar benar kesal.

"KAN ACA BILANG KASIH WAKTU, KAMU MAU BUAT AKU PINGSAN YA!!" Teriak freesya setelah nafasnya mulai teratur.

Ivander hanya tersenyum, menatap wajah freesya yang merah antara blushing atau marah, cowok itu merapihkan rambut freesya yang berantakan.

"Masih ada dua puluh menit lagi aca, ayo lanjutkan". Ajak cowok itu tidak sabaran, baru juga mereka berhenti sebentar.

"Tunggu , tunggu dulu, aca masih butuh waktu, kamu ganas banget sih". Kesal freesya menatap wajah ivander yang menyeringai ke arahnya.

"Masih sanggup? Atau mau pindah tempat?". Tanya ivander menatap bibir freesya yang merah dan sedikit bengkak karna ulahnya, cowok itu mengarahkan jari jempolnya untuk mengelus bibir freesya, dia sangat suka melihat bibir kecil dan padat itu semakin memerah.

MORNING ESDER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang