Morning Esder | 34

994 67 10
                                    

Haloww bestiieee 🌷

FOLLOW SEKARANG!! KASIH BINTANG, BIAR
AKU SEMANGAT LOH MAU UPDATE!!makasih 🫂🌷

Happy reading 🌷

Maaf kalau banyak Typo...


......



"Mbak aca boleh pinjam hpnya?". Ucap freesya stelah Mereka masuk ke dalam kamar Lastri freesya hanya merasa aman di kamar ini takut aja ivander memasang kamera di kamarnya mengingat kejadian di mansion cowok itu.

Freesya juga tidak mau menggunakan ponselnya yang sekarang, udah jelas jawabannya ivander bakal tau semuanya.

"Ini non pake aja, nona kenapa pinjam ponsel saya?". Lastri langsung memberikan ponselnya pada Freesya, Lastri khawatir ada yang terjadi pada nonanya ini.

"Bentar ya mbak nanti aca jelasin sekarang aca harus hubungi mama dulu". Ucap freesya mencari kontak Faira.

Nomor faira tidak bisa di hubungin entah mungkin wanita itu sedang sibuk atau apa pun.

"Mbak hanya kamu yang aca percaya di sini, aca harus bisa hubungi papa mama, ivander sakit mbak aca takut". Jelas aca mencoba tetap tenang walau sedikit ketakutan.

"Tuan vander sakit apa non? Apa sakitnya parah?".

"Bukan sakit itu, tapi sakit jiwa". Jawab freesya dan menceritakan semua kejadian di villa sampai dia yang di kurung ivander di mansion cowok itu.

"Astaga non freesya". Kaget Lastri mendengar ucapan freesya.

"Dan sekarang aca harus menjauh dari Ian, hanya itu jalan satu satunya, aca takut ga kuat". Ucap freesya dengan nada berat, dia mencintai ivander tapi di satu sisi dia ga mau ivander sampai terus Larut dalam jiwa yang sakit, freesya juga ga mau mereka dalam hubungan yang toxic, hanya dengan dirinya pergi ivander akan berubah.

"Apa kita hubungi nyonya pakai telefon rumah non". Usul Lastri.

"Engga mbak, aca ga mau, semenjak kejadian itu aca takut pakai telefon di rumah ini bahkan di kamar aca sendiri aca juga takut ada kamera atau apa pun, hanya di sini tempat yang aca yakin ga ada apa apa". Jelas freesya kembali mengingat dia yang di ikat ivander dan di kurung di rumah mewah itu.

"Non saya ga menyangka tuan vander sampai melakukan hal sejauh itu". Ucap Lastri dia sedih melihat nonanya ini menjalin hubungan toxic dengan ivander, selama ini dia memang takut dengan ivander bahkan selama kerja di sini bisa di hitung jari berapa kali dia berbicara dengan ivander.

"Aca juga awalnya ga nyangka, ini semua karna aca mbak, kalau aca ga ada pasti ivander bisa sembuh". Ucap freesya menatap ponsel Lastri.

"Tapi saya takut non, kalau tuan vander tau nona mau pergi Tuan pasti marah besar". Lastri juga takut dia kena imbas dari Ivander.

"Tenang aja mbak Lastri ga bakal kena masalah dari Ivander, aca jamin itu semua". Ucap freesya memegang tangan Lastri.

"Nona kapan mau pergi?". Tanya Lastri dia juga sedih pasti akan berpisah dari nona mudanya ini yang sangat baik hati padanya bahkan Lastri rela bekerja seumur hidupnya untuk freesya.

"Setelah ujian kelulusan mbak, aca harus pergi, hanya sampai itu aca harus bertahan, tiga Minggu lagi ujian kelulusan setelah semuanya selesai aca bakal berangkat ikut mama sama papa". Ucap freesya tersirat nada sedih akan meninggalkan kota ini.

"Berarti saya ga kerja di sini lagi ya non". Lastri hampir menangis membayangkan dia akan pulang ke kampung halamannya dan meninggalkan rumah yang sudah lima tahun dia tempati ini.

MORNING ESDER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang