12 : DELTA'S PLAN

329 71 20
                                    

Delta berjaga di depan ruangan bersama Arkan dan Aslam. Dia mengamati satu persatu anggota Keluarga Herantio. Terkhusus Nenek Erdhanti.

Flashback ON
Kediaman Herantio
(Sebelum Kakek Praja menampar Dav di depan semua orang)

"LEPAS!" Dav memberontak dari cekalan Arkan dan Aslam yang saat ini sedang membawanya menghadap Kakek Praja.

Tap, tap, tap

Derap langkah dari belakang mereka semakin dekat lalu seseorang berhenti menghalangi mereka dengan tatapan dingin dan mematikan.

"Tuan Delta, kenapa anda kembali? bukankah anda seharusnya bersama Nona Anaies?"

Delta hanya diam, tidak menyahuti pertanyaan yang dilontarkan Arkan. Delta hanya menatap Dav kemudian beralih menatap Arkan dan Aslam.

"Tunggu sebentar di sini. Saya ingin bertemu dengan Tuan Praja terlebih dahulu." kata Delta yang langsung mendapat anggukan kompak dari Arkan dan Aslam.

"Dasar sialan! woi! Delta! lo itu cuma pengawal Anaies! lo merusak waktu gue untuk mendapatkan dia tadi!!!" teriakan Dav tak membuat Delta goyah.

Delta terus berusaha menahan emosi sembari berjalan ke ruangan Kakek Praja. Dia mengetuk pintunya pelan.

"Masuk!"

Delta pun masuk ke dalam ruangan dan berjalan mendekat ke arah Kakek Praja yang sedang meminum anggur, beliau masih mengenakan baju pesta dan terlihat sedikit berantakan. Tentu saja, pesta ulang tahun pernikahannya telah hancur.

"Kamu membawa Dav?"

"Ya."

"Lalu kenapa kamu yang ke sini?"

"Saya ingin Anaies."

"Delta, apa kamu yakin?"

"Ya. Tapi saya masih belum sepenuhnya yakin atas perasaan saya, karena Anaies adalah nona saya."

"Lalu?"

"Saya hanya ingin persetujuan anda sekarang. Saya akan mengungkapkan perasaan saya terlebih dahulu. Setelah itu, biarkan saya meminangnya. Saya ingin membawanya pergi dari bayang-bayang keluarganya."

Kakek Praja melonggarkan dasinya dan menaruh gelas berisi minuman anggurnya. Beliau menatap Delta dengan sangat serius.

"Kamu tahu kalau dia tidak bisa lari terus menerus dari masa lalu. Dia adalah cucu kesayangan saya. Dia adalah ahli waris yang saya pilih."

"Saya tahu. Tapi saya tidak yakin Anaies mau menjadi ahli waris. Tidak pula mau tinggal di sini bersama anggota keluarga anda yang lain."

"Kamu benar."

"Ijinkan saya, maka saya akan menjaganya dengan diri saya. Saya akan bahagiakan dia. Anda tenang saja, saya akan berhenti bekerja di belakang layar perusahaan saya dan membuka jati diri saya ke semuanya. Saya punya kekuasaan. Saya akan menunjukkan kepada mereka siapa saya sebenarnya agar mereka tidak bisa menyentuh Anaies lagi."

"Baiklah. Saya menyetujuinya. Kamu bisa memiliki hubungan dengan Anaies. Jaga dan bahagiakan cucu saya, Delta."

Lalu di luar terdengar suara keributan. Itu ulah Dav yang ternyata berhasil kabur dari Arkan dan Aslam lalu berlindung di balik neneknya. Suara Nenek Erdhanti menggelegar dan memaki-maki Arkan dan Aslam.

"Pulanglah dan jaga Anaies. Biar saya yang mengurus Dav."

"Baik tuan. Tapi saya mohon, setelah anda memasukkan tuan muda ke ruang hukuman, tolong biarkan salah satu anak buah saya menghajar wajahnya sampai puas."

Anaies [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang