13 : CONFESSION OF FEELINGS

337 63 28
                                    

Hai, sekedar info terkait perubahan terhadap panggilan Delta ke ibunya yaitu;

Mama ----> bunda.

Okay? deal ya?

Deal dong, kan aku yang nulis. WAHAHA...

Oke, sekian, terima gaji! selamat membaca :)

"Saya januar, ayah Delta. Selamat datang, Nona Anaies." pria yang memperkenalkan diri serta menyambut kedatangan Anaies itu tersenyum hangat, mempersilahkan cucu kesayangan tuannya masuk ke dalam rumahnya.

Delta masih menggenggam tangan Anaies, berjalan berdampingan memasuki rumahnya. Memperlihatkan kepada Anaies bahwa tempat itu adalah tempat tinggalnya sekaligus tempat yang akan menjadi tempat tinggal Anaies sebagai istrinya.

"Bun, lihatlah, nona telah datang." Ayah Januar membawa istrinya menghadap Anaies.

"Selamat datang, Nona Anaies. Saya Anita, bunda Delta."

Mereka berempat duduk di sofa yang saling berhadapan.

"Lepas dulu tangan nona, Delta. Dia tidak akan kemana-mana." ucap Ayah Januar.

Delta mendengkus lalu melepas tangan mungil yang sangat nyaman itu dari genggamannya.

"Nona, saya telah dengar perintah dari Tuan Praja, kakek anda. Apa anda sungguh menerima Delta?"

"Tolong panggil namaku saja, Tuan Januar." Anaies tersenyum, mencoba memantapkan hatinya sendiri bahwa dirinya serius ingin memenuhi keinginan sang kakek, disamping perasaannya sendiri pada Delta.

"Aku tidak bisa berkata tidak pada kakekku. Dan keseriusan Delta juga membuat aku semakin yakin untuk menyetujui ini."

Ayah Januar dan Bunda Anita tersenyum senang. Kehadiran Anaies akan menjadi kebahagiaan yang sempurna bagi mereka. Mengetahui putra sematawayangnya akan menikah dengan nona muda dari Keluarga Herantio—yang mereka abdi, itu juga menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Terlebih lagi, Anaies bukanlah sekedar nona muda dari keluarga tersebut.

"Bunda senang mendengarnya. Sangat senang."

"Ya, ayah juga. Keinginan Delta untuk memiliki anda sebagai istrinya akan terlaksana besok."

Meskipun hatinya masih ada keraguan dan ketakutan soal rencana pernikahannya, Anaies tak kuasa menahan air mata bahagia karena dirinya diterima oleh kedua orang tua Delta dengan sangat baik.

Rasa ragu untuk melanjutkan persertujuannya atas pernikahan yang akan terjadi perlahan-lahan memudar. Rasa takut terhadap imaginasinya yang kemungkinan Delta akan merasa jijik padanya pun mulai redup.

Delta melihatnya dengan tatapan yakin dan tidak ragu sedikitpun. Delta memilihnya. Delta menginginkannya. Delta memiliki perasaan terhadapnya selama ini.

Tidak bisa lagi Anaies lakukan selain membuka diri dan menghapus segala keraguan dan ketakutannya. Anaies pun sama halnya dalam memiliki perasaan terhadap Delta. Anaies ingin bersamanya.

"Ayah, bunda, terima kasih karena menerima aku dengan baik. Kalian pasti telah mengetahui kejadian yang pernah aku alami 11 tahun lalu," Anaies menatap Ayah Januar, Bunda Anita, lalu beralih menatap Delta.

"Maafkan aku, tetapi aku sudah tidak suci. Apakah kalian...masih bersedia menerimaku?"

Bunda Anita tersenyum, dia sedih karena dia tahu betul peristiwa traumatis nona dari Keluarga Herantio tersebut. Tapi di sisi lain dia senang, karena sejujurnya Anaies merupakan gadis yang sangat cocok mendampingi Delta. Melihat bagaimana putranya begitu menyayangi Anaies, Bunda Anita pun menginginkan Anaies menjadi bagian dari keluarganya.

Anaies [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang