22 : HE COMES

245 32 36
                                    

H-1 Hari Pernikahan

Janji Delta membawa Nola telah dipenuhi oleh lelaki itu. Tentu saja Delta melakukannya dengan cara menawarkan saham untuk di tanam di seluruh perusahaan Keluarga Herantio. Hasilnya? tentu saja mereka menerima dengan SANGAT senang. Bahkan Darius yang menyuruh orang tua Anaies untuk membiarkan Nola pergi menemui kakaknya.

Meskipun Delta telah membatalkan kerja sama soal bisnis mereka dua minggu yang lalu, tapi demi Anaies, demi gadisnya, Delta rela melakukan ini sekarang. Asalkan keinginan Anaies terpenuhi, maka Delta akan bahagia.

Usai mengantar Nola ke kediaman khusus Anaies, Delta pamit untuk kembali ke kantor karena masih punya banyak pekerjaan. Anaies hanya tersenyum dan mengatakan jikalau Delta lelah, tak apa dia tidak usah mampir ke kediaman Anaies setelah selesai bekerja. Gadis itu pun mengingatkan untuk jangan lupa minum air putih dan jangan telat makan.

Sangat perhatian. Delta suka. Tapi Delta tentu saja tidak bisa membiarkan Anaies tinggal seorang diri sekarang. Keadaan gadis itu tengah hamil, usia kandungannya masih sangat muda. Delta tahu, ada para maid di dalam dan juga anak didik ayahnya yang berjaga di luar kediaman gadis itu.

Namun Delta tetap khawatir. Apalagi Dav telah mengetahui alamat kediaman Anaies. (Ingat Dav ke kediaman khusus untuk pertama kalinya? ada di chapter 08 dan penjelasannya gimana bisa Dav ke sana? ada di chapter 11)

Dav. Delta tahu sepupu dari gadisnya saat ini telah menjadi ahli waris sekaligus Kepala Keluarga Herantio. Sangat hebat karena lelaki muda tersebut begitu cepat menguasai keluarganya. Pantas saja Nenek Erdhanti kekeuh untuk menjadikan Dav sebagai ahli waris.

Delta pun mengerti sekarang. Dav punya kejeniusan yang sangat mencengangkan. Dalam waktu dua minggu saja lelaki muda itu berhasil membuat perusahaan Keluarga Herantio melesat naik ke posisi 3 perusahaan terbaik. Meski begitu, tentu saja De. Group masih menjadi nomor 1.

"Tuan,"

"Ya."

"Anda memiliki pertemuan dengan Tuan Dav malam ini di sebuah restoran. Apakah saya perlu ikut, tuan?"

Delta berdeham. "Tidak. Saya akan sendiri bertemunya. Kirimkan lokasi restoran yang telah dibuat sebagai tempat pertemuan."

"Baik, Tuan Delta."

Setelah sekretarisnya pergi, Delta mengecek ponselnya. Bibirnya tercetak sebuah senyuman kala mendapati pesan dari Anaies. Gadis itu mengirimkan sebuah foto dirinya bersama Nola. Posisi Nola memeluk leher Anaies dan gadis kecil itu tampak mencium pipi kakaknya.

Anaies yang memegang kamera, tersenyum ke kamera dengan mata tertutup. Betapa bahagianya gadisnya sekarang. Delta ingin Anaies tetap seperti itu.

Delta mengetik untuk membuat balasan. Jantungnya menggila karena sekarang ia merindukan Ana-nya. Delta ingin memeluk gadis itu. Delta rindu harum lavender yang menyeruak indera penciumannya. Ya ampun, rasanya ingin membatalkan pertemuan dengan Dav agar Delta bisa pulang saja ke kediaman khusus Anaies dan menikmati kebersamaan dengan calon istrinya tersebut.

Sayang sekali Delta tidak bisa melakukan itu. Pertemuannya dengan Dav adalah pertemuan resmi. Yah, meskipun Delta tahu lelaki itu memiliki maksud lain juga. Biar saja, Delta pun ingin memperingati Dav tentang sesuatu. Bukan hanya memperingati sebenarnya. Tapi bisa dipastikan Dav akan hilang akal karena sesuatu yang akan Delta berikan nantinya.

Tepat pada pukul 9 malam, Delta beranjak keluar perusahaannya. Lelaki itu memasuki mobil mewah yang terparkir rapi secara khusus.

Setelahnya Delta memutar arah mobil dan melajukannya menuju lokasi yang tadi diberikan oleh sekretarisnya. Berselang lima menit, dering telepon masuk terdengar. Delta meraih memasang earpod di sebelah telinganya dan tetap fokus menyetir meskipun panggilan sudah terhubung.

Anaies [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang