24 : WHAT HE WANTS

254 28 31
                                    

Pukul 07.10 pagi

Harusnya hari ini adalah hari pernikahan bagi dua insan yang saling mencintai, Anaies dan Delta. Tetapi karena kondisi Delta saat ini terbaring di kasur rumah sakit dan belum sadarkan diri, Anaies rasa pernikahan mereka akan batal. Lagi.

Tidak apa, Anaies tidak sedih, kecewa ataupun marah soal itu. Gadis yang senantiasa menggenggam tangan Delta di dekat kasur tempat lelaki itu berbaring hanya ingin Delta-nya sembuh sekarang. Anaies ingin melihat Delta siuman.

"Sayang, kita pulang dulu, yuk?" ajak Bunda Anita.

Anaies menggeleng lemah dan terus menatap wajah Delta yang tampak nyaman dalam lelapnya. Kapan Anaies bisa melihat Delta-nya membuka mata? Anaies rindu.

"Pulang dulu, nak. Kamu harus istirahat. Demi anak kamu, Anaies." kali ini Ayah Januar yang membujuk gadis itu untuk pulang.

"Tapi kalau Delta siuman pas gak ada Ana di sisinya..Ana akan sedih, bun, yah."

Ayah Januar dan Bunda Anita saling lirik sebelum akhirnya mereka mengangguk dan mengusap puncak kepala Anaies penuh kasih sayang.

"Ya sudah, biar bunda dan ayah yang pulang kalau memang kamu ingin di sini. Nanti kami kembali lagi sekalian bawa pakaian untuk kamu, ya?" ujar Bunda Anita.

Anaies menatap keduanya seraya mengangguk pelan.

"Ayah akan suruh Arkan dan Aslam ke sini untuk menjaga kalian. Anak didik ayah yang lain juga akan bantu mereka. Bahaya juga kalau kamu sendiri di sini demi jaga Delta." ucap Ayah Januar setelah mempertimbangkan semuanya. Bukan hanya Anaies yang akan menjadi incaran dari Dav, sepupu gila gadis itu. Tapi ia dan putranya sendiri pun memiliki banyak musuh karena pekerjaan mereka. Jadi Ayah Januar harus mengatur penjagaan untuk Anaies dan Delta saat ini.

Bunda Anita mengecup singkat pelipis Anaies. "Kalau anak didik ayah sampai, kamu harus ditemani kemanapun oleh mereka ya. Jangan pernah kemanapun sendiri selama di rumah sakit ini."

Anaies tersenyum hangat. "Baik, bunda. Ana mengerti."

"Nanti kami kembali lagi ke sini pukul 10, karena ayah harus mengurus sesuatu dulu. Ayah harap saat itu Delta sudah siuman dan kalian bisa tetap melanjutkan pernikahan, di sini."

"Ta-" bibir Anaies terkatup rapat ketika Ayah Januar dan Bunda Anita telah lebih dulu pergi.

Anaies kembali melihat wajah Delta lalu mengusap halus tangan besar lelaki itu. Anaies menciumnya lalu menempatkannya ke sebelah pipinya sendiri.

30 menit berlalu dan Anaies masih berada di tempatnya seraya memperhatikan wajah Delta. Kapan lelaki itu akan siuman?

"Delta...kata ayah, kita akan tetap menikah hari ini." suaranya terdengar lirih, Anaies mencium punggung tangan Delta lagi dengan mata sendu terus tertuju pada mata Delta yang masih tertutup.

Kemudian mata Anaies berkedip beberapa kali ketika melihat kedua kelopak mata lelaki itu perlahan-lahan terbuka, membuat Anaies reflek melepas tangan Delta dan berdiri dari kursinya.

"D-delta.." cicitnya. Anaies takut, tapi ia harus menghadapinya.

"Siapa?" tatapan Delta sangat berbeda. Sorot gelap itu seakan terasa datar dan tidak menunjukkan cinta untuk Anaies.

Anaies [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang