*PROSES REVISI*
❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️
Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Suatu hari Ki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN YA SAYANG
❗️Target 400 vote + 150 komen aku baru up next Bab❗️
Kencengin Vote & komennya biar aku cepet up Bab selanjutnya ya ♡
Terima kasih yang sudah vote dan komen.
ꕤꕤ
"Bisa gila aku," keluh Jesslyn menatap Jeon sejak tadi begitu sibuk mencari baju yang sesuai untuk dia pakai menemui orang tua Jesslyn.
Pria itu sejak pukul tujuh hingga saat ini jarum jam menunjukkan pukul setengah sembilan. Entahlah pria itu gugup atau ada hal lain yang membuatnya gelisah sampai bingung memilih baju.
"Jesslyn, kenapa kau diam saja. Bantu aku memilih baju untuk dipakai ke rumah orang tuamu."
Kedua mata Jesslyn terpejam, tubuhnya merosot lalu membungkus kembali tubuhnya dengan selimut. Ini sudah yang kesekian kalinya Jeon memintanya memilih dan berakhir dia tidak jadi memakai baju pilihannya.
"Jesslyn, bantu aku," rengek Jeon, lalu menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Jesslyn.
"Ini yang terakhir kalinya, jika masih tidak cocok lebih baik kau telanjang saja."
Pria itu menyematkan kedua tangannya pada pinggang Jesslyn, membujuk wanitanya agar tidak marah kepadanya.
"Maafkan aku sayang, aku sangat gugup ingin bertemu dengan orang tuamu. Jujur saja aku takut " bisik Jeon begitu lembut.
Jesslyn menghela nafas, mencoba meredakan emosinya kepada pria yang kini memeluknya. "Cepat pakai, aku sudah lelah menunggumu Jeon."
"Iya sayang," ucapnya lalu memberikan kecupan singkat pada pipi Jesslyn agar sedikit melunak.
.
Jeon genggaman tangan Jesslyn, dia begitu gugup. Keduanya sudah berada di depan pintu kediaman orang tua Jesslyn.
Jesslyn memandangi wajah cemas pria itu dan juga genggaman tangannya yang begitu kuat dan dingin. Jelas sekali Jeon tengah dilanda kecemasan.
"Apa kau siap Jeon, aku akan memencet bell rumahku?" tanya Jesslyn agar Jeon bersiap.
"Lakukan saja."
Jemari lentik Jesslyn memencet tombol itu, suara bell pun terdengar di dalam. Jesslyn memejamkan matanya, menunggu siapa yang akan membuka pintu dan menyambut dirinya.
Perlahan pintu itu bergerak Jesslyn membuka sedikit matanya untuk melihat siapa yang membuka pintu itu.
Mama Jesslyn melebarkan matanya, dia terkejut kaget saat mendapati putrinya berada di depan rumahnya.