35. Purpose

3.3K 335 153
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE & KOMENYA SAYANG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN
YA SAYANG

❗️Target 380 vote + 150 komen
saya baru up nextnya❗️
Bab yang sebelumnya mohon di penuhi ya 🫶

Vote & komen kalian sangat berarti buat saya jadi mohon kerja samanya 🤝

ꕤꕤ

“Jeon singkirkan tanganmu, kau menekan perutku,” keluh Jesslyn langsung menyingkirkan tangan Jeon yang sejak kemarin malam tak pernah lepas memeluk pinggangnya.

“Kembalilah tidur, aku masih mengantuk,” ucap Jeon dengan suara paraunya. 

“Jika kau ingin tidur, tidur saja tapi jangan menjadikanku gulingmu, Jeon.”

Tanpa basa-basi Jesslyn beranjak secara perlahan, rasanya tubuh itu semakin lama semakin berat bahkan susah untuk bangkit.

Jeon reflek menyibak selimutnya segera berjalan mendekati Jesslyn untuk membantu wanita itu bangun. Kedua tangannya merangkul badan Jesslyn tepat di bawah ketiak. “Sebaiknya kita harus secepatnya menikah," ucap Jeon kala dirinya membantu Jesslyn bagun.

Dengan wajah malasnya Jesslyn justru menjawab. “Aku tidak mau menikah."

“Apa maksudmu? Kau berubah pikiran karena orang tuaku?"

Sela Jesslyn cepat. “Bukan itu, Jeon. Aku tidak mempermasalahkan apa yang sudah terjadi kepadaku kemarin, terserah mereka ingin menghinaku apa pun, aku tidak keberatan." Pandangan Jesslyn turun, lalu menyentuh perut buncitnya. "Hanya saja, apa kau tidak melihat usia kandunganku yang sudah memasuki tujuh bulan. Gaun pengantin sepertinya tidak akan masuk Jeon," sambung Jesslyn.

Jeon hanya menarik senyum, ternyata hanya itu permasalahannya. “Kita bisa memesannya khusus gaun pernikahan untukmu, sudah selesai masalahnya."

“Tapi ..."

“Aku akan mengatakan yang sejujurnya kepada orang tuamu setelah kita kembali. Aku akan meminta pendapat mereka seperti apa, jika mereka menyetujuinya, aku akan tetap menikahimu. Itu yang terpenting sekarang, mana mungkin aku mengambil keputusan sepihak," jelas Jeon.

Sentuhan lembut Jesslyn berikan di area leher Jeon. Kedua mata itu saling bertemu. Menatapnya penuh arti selanjutnya sapuan lembut Jeon berikan tepat di atas bibir Jesslyn. 

“Sebaiknya kita memang harus segera menikah Jesslyn. Aku sudah tidak sabar ingin hidup bersamamu, wanita pilihan hatiku," ucap Jeon lagi dan lagi. 

Jesslyn hanya tersenyum tangan kanannya meremas ujung kemeja Jeon. “Kau ingin segera menikahi pasti karena ini meniduriku setiap hari.”

Jeon menaikkan sebelah alisnya. “Pikiranku tidak sekotor itu. Mana mungkin aku menikahimu hanya untuk teman ranjangku,” bantah Jeon tak terima. 

“Apa kau tidak bosan melihatku? Bukankah kau bisa melihat dengan jelas jika aku tidak secantik dan juga bentuk tubuhku tidak seperti saat kita bertemu dulu.”

SINGLE MOOM'S?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang