*PROSES REVISI*
❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️
Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Suatu hari Ki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN YA SAYANG
ꕤꕤ
Sebuah kilauan pantulan sinar yang membias dari matahari menandakan cuaca hari ini cerah. Jesslyn menggeliat membiasakan pantulan sinar itu yang mengenai wajahnya. Jesslyn sudah bangun beberapa menit yang lalu namun kedua matanya masih senantiasa terpejam kembali karena kelelahan dan rasa kantuk.
Manik Jesslyn menyipit menampilkan cela menatap ke arah balkon yang terbuka sedikit. Pasti Jeon yang membukanya tapi lupa menutup kembali pintu balkon itu. Akan tetapi di sisi lain entah kenapa Jesslyn merasa jika ruangan itu terasa kosong dan sunyi.
Jesslyn menatap sisi ranjangnya yang benar saja kosong, Jeon sudah bangun. Perasaan Jesslyn berkecamuk tak karuan dan mengira Jeon sudah pergi meninggalkannya seperti di film-film setelah mendapatkan apa yang dia inginkan Jesslyn dibuang. Bayangan momen kemarin malam membuat Jesslyn merasakan kebodohan yang telah diperbuat sendiri jatuh kedalam pelukan seorang pria. Jesslyn mengusap kasar wajahnya, mendadak Jesslyn menyesali perbuatan bodohnya itu. Betapa murahannya dia menyerahkan keperawanannya kepada Jeon, sungguh ini adalah keputusan gila yang Jesslyn ambil dalam hidupnya.
"Apa dia membuangku setelah mendapatkan apa yang dia inginkan?" ucap Jesslyn lalu menarik kembali selimut menutupi tubuhnya sampai ke kepala, moodnya begitu buruk hari ini karena rasa penyesalan itu.
Tidak biasanya Jeon pergi seperti ini, opini Jesslyn semakin kuat jika Jeon telah membuangnya. Biasanya pria itu menunggunya hingga terbangun, tapi kenapa sekarang dia tidak ada. Hati Jesslyn merasa sedih dan kecewa, pria itu menghilang dari pandangannya setelah mendapatkan apa yang pria itu inginkan.
"Aku merindukannya!" gumam Jesslyn dengan tangis mulai keluar. Tidak tau Jesslyn hanya ingin menangis meluapkan kekesalan hatinya.
"Saat kau kembali, aku akan memotong milikmu itu Jeon," racaunya.
Jesslyn menyibak kembali selimutnya kasar, dia bangun mendak menyandar pada dashboard ranjang. Namun maniknya tak sengaja melihat sesuatu di atas nakas. Ada beberapa kue, minuman hangat, secarik kertas tersemat pada gelas minuman. Lantas Jesslyn menyahut secarik kertas itu, dia masih sesenggukan.
"Pasti kau sudah bangun saat ini Jesslyn, aku pergi sebentar dan juga maafkan aku tidak ada disampingmu saat kau bangun. Aku akan kembali dalam waktu tiga jam, jadi tetaplah di kamar. I love you from Daddy J." Itu yang tertulis pada kertas polos itu.
"Sial," umpat Jesslyn kesal.
Sungguh pria itu membuat mood Jesslyn hancur pagi ini, dia pergi dan memberikan secarik kertas di atas nakas. Jesslyn sangat tidak menyukai cara penyampaian Jeon kali ini.
Helaan nafas panjang Jesslyn keluarkan, pada posisi saat ini seharusnya Jeon membantunya. Namun Jesslyn harus bangun dari ranjang seorang diri, sebelumnya saja sudah susah ditambah sekarang rasa nyeri yang Jesslyn rasakan pada kewanitaannya.