*PROSES REVISI*
❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️
Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Suatu hari Ki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN YA SAYANG
ꕤꕤ
Tepat pukul satu siang Jeon sampai di rumah Jesslyn. Pria itu sangat sibuk sampai mengundur waktunya sedikit dari janjinya kepada sang ibu maupun Jesslyn. Setelah hampir satu bulan Jeon meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengejar hati Jesslyn, pada akhirnya wanita itu kini menjadi miliknya. Usaha memang tidak akan mengkhianati hasil.
"Jeon, kau sudah datang!" sapa Jesslyn baru saja keluar dari kamar, segera mendekati pria itu.
Wajah yang selalu melintas dalam bayang-bayang Jeon, seorang wanita yang sangat dia rindukan. Akhirnya dia bisa melihatnya kembali. Apalagi saat Jesslyn mengenakan gaun berwarna pink, paras cantik itu seakan saling beradu dengan gaunnya tapi tetap saja Jesslyn Lah yang cantik. Tapi raut wajah Jeon berubah seketika saat dia melihat Jesslyn mengenakan heels begitu tinggi, memang warnanya senada dengan gaunnya. Tapi itu berbahaya.
Jeon langsung mendekati Jesslyn. "Apa kau yakin ingin memakai sepatu ini Jesslyn?"
"Ada apa, Jeon?" tanya Jesslyn bingung.
Bukannya menjawab pria itu langsung berjongkok segera melepaskan heels Jesslyn tanpa meminta izin. "Pakai sepatu yang datar saja Jesslyn, jangan memakai yang ini. Aku takut kau jatuh."
Jesslyn berpegangan pada pundak Jeon, pria itu begitu halus dalam mengungkapkan rasa khawatirnya. Namun, Jesslyn sangatlah sensitif. Dia tidak suka dilarang oleh siapapun termasuk Jeon.
"Tapi aku suka memakai itu, Jeon. Berikan!" pinta Jesslyn.
Jeon mendongak melihat wajah kesal Jesslyn. "Pakai flat shoes atau aku gendong hingga ke rumahku?" goda Jeon.
"Iya, aku akan memakai flat shoes," jawab Jesslyn dengan muka masam.
Dengan mood yang sedikit menurun Jesslyn kembali ke kamarnya lalu kembali lagi dengan flat shoes yang sudah dia kenakan.
.
"Apa kau marah kepadaku?" tanya Jeon berhati-hati sebab mood wanita hamil memang cenderung berubah-ubah.
"Tidak."
Jeon menghela nafas pelan, lalu membuka kotak penyimpanan tepat di samping kendali mobilnya. Pria itu mengambil sesuatu yang pasti akan membuat mood wanitanya membaik.
Jeon menyodorkan sebuah kotak berisikan fatcaron dan Jesslyn menerimanya. "Makanlah, bukankah kau menyukai ini?"
"Bagaimana Jeon tau apa yang aku sukai?" batin Jesslyn sedikit melirik Jeon yang begitu fokus ke depan.