32. Forever you and I

4.5K 409 150
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE & KOMENYA SAYANG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN
YA SAYANG

ꕤꕤ

Tangan pria itu mengelus sisi ranjangnya yang kosong, baru saja kemarin sisi ranjangnya itu ditempati oleh seseorang. Namun kini orang itu sudah tidak ada, dia ada di rumah orang tuanya. Jeon kembali menghela nafas dengan wajah lesu tak memiliki semangat. "Balum juga satu hari tapi aku sudah merindukanmu, Jesslyn," seru Jeon. 

Jeon mengambil bantal yang di pakai Jesslyn sebelumnya, lalu memeluk dan sambil mencium. Jeon dapat mencium aroma tubuh Jesslyn yang tertinggal di sana. Walaupun bantal itu terasa dingin. Ternyata sangat sepi jika tidur seorang diri seperti ini, tidak bisa bercerita atau berkeluh kesah apa yang sudah dia lakukan seharian ini. Jeon semakin merindukan sosok Jesslyn, kehangatan wanita itu dalam menyikapinya. Sepertinya dia harus menyudahi kesendiriannya, lalu segera menikahi Jesslyn dengan segera. Jeon berharap orang tuanya jika orang tuanya memberi restu untuknya bisa bersama Jesslyn.

Ngomong-ngomong tentang orang tuanya. Jeon sampai lupa untuk memberi kabar jika dia sudah kembali ke Korea walaupun alasannya pergi adalah ada urusan bisnis dan sebenarnya justru dia tengah mengejar pujaan hatinya. 

Jeon menyahut cepat ponselnya yang berada di atas nakas. Mungkin ini pasti akan mengejutkan bagi mereka tapi Jeon harus mengatakannya sekarang juga. Jika tidak sekarang kapan lagi, apalagi mengingat kandungan Jesslyn yang sudah sangat besar. Jadi sebelum Jesslyn melahirkan dia harus sudah menjadi istrinya.

Jeon menunggu panggilannya tersambung oleh ibunya. Dia harus merangkai kata untuk mengatakan apa saja yang harus dan tidak. 

"Jeon!" Suara ibunya menyambut. 

Jeon menyandarkan tubuhnya mencari kenyamanan saat ingin berkata serius kepada ibunya. "Bagaimana kabarmu, Bu?"

"Baik, kenapa apa terjadi sesuatu? Apa kau sedang tidak enak badan?" Pertanyaan beruntun ibunya katakan. Memang Jeon jarang sekali menghubungi ibunya, jika dia rindu pasti akan mengunjungi kediaman orang tuanya.

"Aku baik-baik saja, hanya ingin mengatakan jika aku sudah kembali. Dan juga aku merindukan ibu."

"Pulang saja kalau rindu ---"

"Tentu saja aku akan pulang secepatnya bersama dengan seseorang." Jeon memotong ucapan langsung. "Aku membawa calon istriku, aku berharap ibu bisa menyambutnya hangat di rumah nantinya," lanjutnya.

Selama beberapa detik tidak terdengar respon ibunya. "Ibu mendengarku, bukan?"

"Ibu tidak salah mendengarkan?" Sepertinya ibu Jeon tidak percaya sebab sebelumnya Jeon pernah bermain-main mengatakan hal yang sama sebelumnya.

"Kali ini aku serius. Secepatnya, aku akan membawanya ke rumah."

"Jadi, selama ini kau tidak menghubungi ibu atau berkunjung ke rumah karena mencari calon menantu untuk ibu?"

SINGLE MOOM'S?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang