*PROSES REVISI*
❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️
Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Suatu hari Ki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎶 James Arthur Car's Outside
JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN
YA SAYANG
❗️Target 350 vote + 150 komen saya baru up nextnya❗️ Bab yang sebelumnya mohon di penuhi ya Jika masih ingin lanjut
Vote & komen kalian sangat berarti buat saya jadi mohon kerja samanya 🤝
ꕤꕤ
Tatapan Jesslyn terus tertuju pada seorang wanita paruh baya di depannya. Dia terlihat tenang, dan menampilkan kesan tegas secara bersamaan. Jesslyn saat ini berada di sebuah Cafe, hanya berdua saja.
Keduanya saling menatap satu sama lain beberapa menit tanpa ada kata yang terucap.
“Sebelumnya, aku minta maaf kepadamu, Nak.” Wanita paruh baya itu memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Walaupun suasana hati Jesslyn sedang tidak baik, dia masih bersikap lembut dan menghormati seseorang yang beberapa hari lalu telah merendahkannya habis-habisan. Iya, dia adalah ibu dari Jeon. Entah dari mana wanita itu mendapatkan nomor teleponnya dan mengajaknya bertemu secara pribadi.
Jesslyn tersenyum tipis. “Tidak masalah, itu sudah berlalu, Nyonya,” jawab Jesslyn dengan matanya masih melihat ibu Jeon.
Ini sungguh di luar prediksi Jesslyn. Sebenarnya Jesslyn sudah siap untuk mendapatkan hujatan kembali dari wanita itu. Akan tetapi perkiraan Jesslyn salah, ibu Jeon justru meminta maaf kepadanya setelah keributan yang terjadi di kediaman orang tua Jeon. Apa Jeon yang meminta atau wanita itu sendiri? Entahlah yang pasti Jesslyn hanya diam mendengar wanita itu berbicara sesuka hati.
Bingung, Jesslyn harus mengatakan apa. Jesslyn memilih meraih cangkir teh lalu meminumnya secara perlahan.
"Aku ingin mendengar langsung darimu, Nak. Anak yang kau kandung, apa benar itu keturunan dari Jeon?" tanyanya bernada berharap.
"Apa Ibu akan menuntut saya jika saya benar-benar mengandung keturunan keluarga Anda. Apa ini termasuk seperti kejahatan?" Jesslyn justru membalik pertanyaan.
Ibu Jeon justru menurunkan pandangannya. "Maafkan aku, Nak. Aku tidak bermaksud ..."
"Saya sudah menjelaskannya sebelumnya. Saya tidak perlu menjelaskannya lagi, dan juga saya tidak membutuhkan pengakuan untuk ini,” jelas Jesslyn.
Perlahan ibu Jeon meraih tangan Jesslyn, mengelus lembut punggung tangannya. Menunjukkan perasaan bahagia mendengar penjelasan dari Jesslyn.