BRAK...
"KAKEK,APA-APAAN INI" Pria muda berambut blonde itu memasuki ruangan kakeknya dengan raut wajah yang siap mencekik pria tua di depannya,yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Jelaskan apa maksud dari pesan yang kakek kirimkan padaku pagi ini" Pria itu dengan kasar melempar ponselnya ke atas meja,mengakibatkan suara benturan yang keras.
"Gulf Kanawut dimana sopan santunmu? Datang bukannya mengetuk pintu dan mengucapkan salam,malah menerobos masuk dan berteriak seperti preman di pasar,Apa seperti ini caraku mendidikmu selama ini?"
Pria bernama Gulf itu memiringkan sedikit kepalanya ke kiri,matanya berkedip menatap sang Kakek,seakan dia bertanya apakah kakeknya serius mengatakannya?
"Kalau kakek lupa aku adalah pemimpin Lawrence" Kata pria itu mengingatkan.
Lawrence adalah keluarga mafia tertua ke dua di Jepang,siapa yang tidak mengenal klan paling kuat yang dulu di pimpin oleh Max Nattapol Lawrence itu,tapi sejak 8 tahun yang lalu anak Max yang bernama Gulf Kanawut Lawrence lah orang yang menggantikan posisi ayahnya memimpin kelompok yang berjumlah lebih dari dua ribu orang.
Lawrence bergerak di bidang narkoba dan senjata api,apapun yang menghasilkan uang akan klan itu lakukan termasuk menjadi pembunuh bayaran sekalipun,tapi untuk pembunuh bayaran biasanya pemimpin Lawrence hanya mau menerima klien yang memiliki alasan yang jelas kenapa mereka ingin membunuh calon targetnya.
Bukan,bukan berarti pemimpin Lawrence benar-benar perduli dengan alasan kliennya,hanya saja pemimpin Lawrence ingin memastikan kalau orang yang mereka bunuh memang benar-benar layak untuk di bunuh.
Itu berawal dari 28tahun yang lalu dimana pemimpin Lawrence yang lama menerima tawaran dari salah satu klien yang meminta dia untuk membunuh keluarga saingan bisnisnya yang ternyata adalah kebohongan.
Malam itu Max datang ke rumah targetnya dengan membawa senapan AK-74M yang dia dapatkan saat dia sedang berlibur di Rusia,saat itu dia hanya datang sendiri tanpa membawa bawahannya yang lain,karena dari file yang dia terima satu hari sebelumnya rumah itu hanya dihuni 8 orang di dalamnya.
1 ibu,1 ayah,1 anak perempuan,1 anak laki-laki,2 pembantu,dan 2 penjaga.
Menghabisi 8 orang itu terlalu mudah untuk Max yang sudah ahli dalam bidang bunuh membunuh,jadi dia tidak merasa harus membawa bawahannya untuk membantunya.
Di dalam file yang Max terima tidak ada usia para target yang di cantumkan,jadi saat Max mendobrak pintu kamar terakhir rumah itu,dia cukup terkejut dengan apa yang dia lihat,ternyata ada seorang gadis mungil berusia 6 tahun yang sedang bersembunyi di balik lemari bersama adik laki-lakinya,gadis kecil itu meringkuk sambil memeluk adiknya yang masih berusia 4tahun dengan erat.
Sampai detik ini Max masih ingat dengan jelas bagaimana gadis kecil itu bergetar ketakutan saat melihatnya mendekat.
"Siapa namamu nak?" Itu lah yang Max katakan saat pertama kali dia berjongkok di depan kedua anak itu.
"J-Jom" Jawab gadis manis itu dengan mata yang menunduk.
"Dan siapa nama bayi laki-laki yang ada di pelukanmu?" Tanya Max lagi.
"M-Mew"
"Apa dia adikmu?"
Gadis kecil itu mengangguk.
"Berapa usiamu?" Tanya Max.
"E-E-Enam tahun,d-dan adikku empat tahun" Jawab gadis itu dengan suaranya yang bergetar.
"Kenapa kamu takut gadis kecil,aku tidak akan menggigitmu" Goda Max.
"T-tolong Tuan,anda bisa membunuh saya tapi biarkan adik saya pergi,saya mohon" Gadis kecil itu menangkup kedua tangannya di depan dadanya,meminta belas kasihan untuk adiknya di bebaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband's Crime // Mewgulf
Romance"Bertahun-tahun menghilang kenapa kamu harus kembali?" 21+ TW