05

6.4K 475 25
                                    

.
.
.

"Gahhhh"

"Hhaahh.."

"Istirahat dulu Ice, kak Hali juga keliatan nya udah lebih baik," Gempa nepuk pundak Ice pelan, keadaan udah mulai kondusif setelah Solar berhasil ngalahin satu Alien yang cukup kuat. Bersamaan dengan tumbangnya Alien itu, beberapa pasukan alien yang lain juga menghilang, membuat ketujuhnya bisa menghela nafas cukup panjang.

Ice yang ngeliat tatapan sendu Gempa cuma bisa menurut, ia mengelap peluh yang menetes dari dahinya lalu bangkit untuk melihat keadaan Blaze dan Taufan yang sudah di obati Solar dan Thorn tadi.

"Udah sadar kan?" Tanya Ice pada Solar.

"Paling dia cuma tidur, kak Upan aja udah lari-lari.." Jawab Thorn.

"Mana ada gue lari-lari, sakit nih kaki gue. Udah ketimpahan Badan Blaze, ketimpahan batu lagi buset dah." Protes Taufan bangkit dari tidurnya, namun tidak ada yang menanggapi protesannya karena yang lain terlanjur lelah dengan keadaan.

"Kak Hali gimana Kak?" Tanya Solar.

"Oh? Udah mendingan, aku di suruh udahan sama Kak Gem.. "

"Ku suruh udahan karena kamu keliatan mau pingsan ya, jangan ngelak. Kalo tadi kamu nolak sih rencananya mau ku jewer trus ku tarik," Ice bergidik ngeri mendengar Ucapan Gempa barusan. Untung saja dia anaknya penurut.

"Lo gapapa Gem? Muka lo keliatan capek banget, sini istirahat dulu duduk,"

"Enggak kak, aku mau ngeliatin Kak Hali dulu,"

Sreettt

"Duduk kak"

Solar mendorong tubuh Gempa hingga kakaknya itu jatuh terduduk di depannya. Entah sejak kapan Solar yang tadinya cukup jauh dari Gempa sekarang sudah ada di depannya, memang anak ini.. Kecepatan nya sudah bisa menyaingi Halilintar.

"Sini, biar Solar aja." Solar menarik perban yang ada di tangan Gempa. Lalu mulai melilitkannya ke tangan sang kakak, terlalu mengkhawatirkan si sulung hingga dirinya sendiri belum di obati , dasar Gempa.

"Kakak itu harus ngeliat keadaan kakak sendiri, kak Halilintar pasti marah kalo kakak ngeduluin orang kaya gini. Udah lama loh ini lukanya, kalo infeksi gimana??"

Gempa hanya bisa tersenyum, cerewet nya Solar itu udah kaya obat penenang bagi dia. Tiba-tiba saja Solar yang dulunya hanya fokus pada dirinya sendiri jadi seperhatian ini pada Saudara nya, sebuah perubahan yang membuat hati Gempa menghangat.

"Kak Gem jangan diem ajaa, kita lagi di jauh dari pemukiman, kalo kakak kesurupan kan ga lucu,"

"Huss kamu ini"

"Emang mulut mu Lar lar.. "

"Heh panggil Solar! Apaan Lar?? Gak Terima," Protes Solar.

"Kak Hali gimana?" Ini Taufan, melihat semua saudaranya ada di sini berarti Halilintar tengah sendiri di dalam tenda.

"Udah gapapa, tapi kayanya kita harus cepet-cepet balik ke Tapops. Kita ga bisa biarin kak hali menderita kaya gini lebih lama lagi, "

"Tapi bukannya kalo kita balik ke Tapops itu sama aja bikin keadaan makin runyam?"

"Ck.. Gue lupa lagi di Tapops ada si biang kerok," Ucap Ice kesal.

"Siapa deh?" Tanya Thorn.

"Lah lo gatau?"

"Enggak, emang siapa?"

"Alah si kepala kotak lah, dia masuk Tapops kan cuma biar bisa mata-matain kita doang, cuma ga ketauan aja sama komandan,"

Brothers (BoBoiBoy Elemental) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang