Chapter Special (1)

4.7K 462 67
                                    

Baru seminggu di tamatin, kalian pada gamon aja :')

Yaudah deh.

Kiss dulu sini.g






.
.
.










BRAKKKKK



"KAK TAUFANNNNNNNNN!!!!"

Loyang penuh coklat cair itu jatuh karena tersenggol si biru pengendali angin. Taufan yang sadar melakukan kesalahan langsung reflek melongo, dia menjatuhkan coklat cair yang seharusnya menjadi toping untuk beberapa biskuit buatan Halilintar.

"Eh?! EHHH!!???"

Blaze dan Thorn yang sebelumnya mengejar Taufan langsung menatap horror benda manis yang baru saja di jatuhkan Taufan.

"Tuhan bersama ciptaannya yang paling mulia kak, tapi kayanya kakak gak mulia hari ini." Celetuk Thorn, menatap Taufan yang masi menundukkan kepalanya.

"Thorn, bagusan kita jajan eskrim deh. Yuk.." Blaze mendorong tubuh Thorn menjauh dari TKP.

"Mati gue, mati gue, mati gue.." Taufan berusaha membersihkan kekacauan yang ia perbuat.

Matanya melirik jam, sudah hampir masuk jam buka Cafe. Keringat sebesar biji jagung turun dari pelipis Taufan, sungguh.. Dia panik sekarang.

"Kak Taufan ngapain?"

"ANJIR! Kapan kamu masuk!!!?"

Tiba-tiba Ice menyembul dari balik pendingin, matanya yang datar itu tidak terlihat berniat untuk membantu Taufan. Dia sudah jelas tau jika Taufan membuat kekacauan, basa basi saja yang tadi tuh.

"Baru aja.. Cuma mau bilang kalau kita gak usah buka Cafe hari ini. Kak Hali sama Kak Gempa pulang tadi di anter Solar,"

Pergerakan Taufan terhenti, Hali sama Gempa pulang? Bukannya jam buka cafe sebentar lagi??

"Aku ke sini cuma mau ngunci cafe, eh ternyata masi ada kakak di dalem. Blaze sama Thorn kemana kak?" Ice mendekati Taufan yang masi berjongkok.

"Hali sama Gempa kenapa?" Tidak menjawab pertanyaan Ice, Taufan malah melayangkan pertanyaan baru.

"Oh itu.. Tadi, Kak Hali muntah-muntah. Aku gak tau kenapa, kalo kak Gempa tadi kepleset di kamar mandi, kakinya keseleo. Kakak dari tadi kan di sini, masa gak tau? "

"Kamu gak bercanda kan Ice? Beneran Hali muntah?"

"Aku cuma denger dari Solar aja tadi, gak liat langsung. Kan aku baru dari rumah buat ngambil paket tepung kemaren," Ice menunjuk beberapa karung yang baru dia pindahkan.

"... Tunggu di situ bentar, kita pulang bareng. Tapi aku beresin ini dulu," Taufan bergegas membersihkan tumpahan Coklat dengan beberapa spatula dan mangkuk.

Sambil menunggu Taufan selesai, Ice berinisiatif untuk menutup jendela dan meletakkan beberapa makanan kucing di dalam cat room. Ia tersenyum kecil melihat kucing hitam yang selalu saja berada di singgasana ya, khas Halilintar sebelum berubah jika menurut nya.

"Kita gak buka cafe hari ini, jadi ini makanan kalian. Nanti malam aku datang lagi untuk memberikan makanan tambahan dan mengisi ulang air minum," Ice mengelus kucing dengan kalung nama Ilko, kucing jantan dengan corak kuning di kepalanya yang putih.

"Ice, yuk balik.. Blaze sama Thorn udah di rumah kayanya, kita mampir beli obat dulu,"

Ice melihat ke arah Taufan, ia melemparkan lap pada kakaknya itu sebelum mengunci cat room.

Brothers (BoBoiBoy Elemental) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang