30 (END)

6.6K 558 167
                                    

.
.
.
.



"KEMBALILAH KAK HALI!"

"ARRRRRGGGGGGHHHHH CUKUP! HENTIKAN!!"

Pengaruh enam energi murni milik saudaranya yang laun sukses mengembalikan Halilintar, perlahan rambut putih itu kembali menghitam. Perlahan netra ruby mengkilap itu juga kembali, menatap langit kebiruan dengan pandangan lega.


Tesss..




"Ja-jangan menangis.."

Perlahan Gempa merasakan setitik merah jatuh di atas pipinya, pandangan tidak percaya tercetak jelas di wajahnya dan kelima lainnya.

Halilintar memandang ke-enam adiknya sambil tersenyum sendu, darah masi belum berhenti keluar dari bibirnya dan terus mengalir membasahi lengan pakaian Gempa.

"Ka-kakak.." Ke-enamnya berkaca-kaca melihat Halilintar yang sudah kembali.

Gempa langsung membebaskan kakaknya dari jeratan tanah, begitupun Ice. Tubuh Halilintar meluruh dan langsung jatuh di pelukan Taufan.

"M-ma-maafkan aku.. Ka― uhuk! Kalian jadi ter-terluka.."

"Berhenti berbicara, luka mu cukup parah!" Taufan dengan segera membaringkan Halilintar, Thorn juga cepat tanggap menggunakan kuasanya dengan maksimal.

"Tolong bertahanlah kak.." Ice memegang telapak tangan Halilintar kuat, seakan menandakan jika dia tidak ingin kehilangan sang kakak.

Sedangkan Halilintar hanya bisa menatap langit-langit yang sekarang sudah berganti jadi gelap, seingatnya tadi.. Masi siang. Kenapa sudah petang? Apa yang ia lewatkan selama itu, dan kenapa semuanya berantakan.

Ah― kepala Halilintar sakit, untuk bernafas saja sulit rasanya. Dadanya ikut sesak seperti seluruh tulang rusuknya patah, Halilintar mengantuk.

"Kak.." Seruan itu masi bisa Halilintar dengar, dengan susah payah dirinya mengalihkan pandangan ke arah Solar.

"Bertahanlah.." Gumam Solar, ia menggigit bibirnya menahan isak.

"Jika kau bertahan.. Kita semua sudah sepakat untuk keluar dari Tapops sesuai keinginan mu Hali.. Jadi kumohon bertahan," Taufan juga sama, isakannya justru terdengar di rungu Halilintar.

"Kita tidak akan bertarung untuk membahayakan nyawa lagi! Kak Hali bisa benar-benar istirahat dan punya Toko Hewan! Kak.. Ayo wujudkan mimpi kakak.." Blaze tidak terisak, tapi air matanya mengalir deras.

"Kakak.. Jangan menyerah, kumohon.. Seperti yang di katakan Blaze, kita akan duduk di sini saja.. Menjaga toko hewan milik kakak dan melanjutkan usaha Tok Aba dan hidup bahagia.. Bersama.. Bersama kakak, kita.. Hiks" Ice mengeratkan pegangan tangannya pada telapak tangan Halilintar.

Sedangkan Gempa.. Dia tidak sanggup untuk sekedar berbicara, melihat saudaranya yang lain terisak membuat dadanya sesak.

Sekarang mereka hanya bergantung pada Thorn. Anak itu mati-matian menahan isak demi memfokuskan tenaganya untuk menutup semua luka terbuka Halilintar.

"Kumohon.. Kumohon.. Kumohon jangan pergi,"

Halilintar tidak mengerti, kenapa semua menangis? Apakah sesuatu sudah menimpah dirinya, apakah dia akan mati di sini?

Rasanya aneh ya.. Seperti hampa, tapi tenang. Halilintar tidak merasakan sakit saat seperti dia tersadar tadi.

"Kak.."

Berhenti memanggil! Halilintar hanya mengantuk, jangan ganggu tidurnya. Siapapun tolong hentikan suara tangis adik-adiknya ini, Halilintar hanya ingin tidur.

Brothers (BoBoiBoy Elemental) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang