Jangan lupa votment!
.
.
."Disini.."
Taufan, Blaze dan Ice mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara. Di sana Gempa berdiri dengan sosok lain di belakangnya.
"Sialan, kalian tidak ada habisnya.." Halilintar menggerutu, dia berusaha melepaskan diri dari es tebal buatan Ice.
"Maaf kak.. Tanah pencengkram!" Gempa meninju tanah, kini Halilintar sepenuhnya tersangkut di antara lapisan es dan tanah yang cukup kuat.
"Kalian.. Tolong bantu kami," Gempa memandang dua sosok lain di belakangnya.
"ADUDU NGAPAINN DI SINI!!" Histeris Blaze, pasalnya Gempa membawa dua makhluk aneh ini bersamanya. Dan darimana Gempa menemukan dua orang ini? Bukan nya mereka sudah pergi setelah sarapan tadi pagi!!
"Gem.. Kuharap kau punya alasan lain untuk menjelaskan hal ini." Taufan menatap ragu adiknya. Rasa percaya terhadap Adudu dan Probe sudah luntur saat dua makhluk ini mencelakai Thorn dulu.
"Tenang saja kak, tolong percaya pada ku."
"Ayo Probe, kita balas kebaikan Gempa."
"Baik ncik Boss!!" Probe berubah ke mode tempur nya.
Setelah Gempa berpisah dengan Thorn tadi, dia segera berlari menyusuri jalanan dan bertemu dengan Adudu dan Probe. Tadi sebelum mereka berdua pergi, kedua alien ini memberitahu Gempa akan kemana. Dan dengan begitulah Gempa dapat mencari keberadaan keduanya dengan mudah.
KRAAAKKK
BRUAAAKKK
DUAAARRRR
"Hmmm, keras seperti biasa.. Tanah memang menyebalkan," Halilintar melihat ke arah dimana Gempa menatapnya, di tariknya senyuman dalam yang terkesan meremehkan Gempa dan saudaranya yang lain.
Halilintar hendak melesat sebelum sebuah rudal terarah padanya, tidak sempat untuk sekedar menghindar.. Halilintar membiarkan dua rudal itu mengenai tubuhnya, luka baru kembali tercetak jelas.
"WOY, JANGAN KASAR-KASAR ANJING! GUE AJA GAK BERANI BUAT BEGITU KE KAK HALI!"
"Blaze jangan teriak! Udah sini dulu.. Aku punya rencana selagi Adudu sama Probe ngalihin perhatian kak Hali." Ucap Gempa, terlihat menarik, Blaze pun terdiam dan ikut menyimak pembicaraan Gempa.
"Seperti biasa.. Elemen petir itu lemah dengan elemen tanah, es juga sebenarnya melemahkan renjatan dan angin bisa membelokkan arah serangan. Jadi lakukan seperti yang ku bilang, buat kak Hali tidak bergerak seperti tadi.. Blaze kamu bisa pergi sekarang, pastikan Kak Hali berada di tempat yang sudah ku beri tanda.. Ice, aku berharap pada mu. Jangan mudah terpancing dengan ucapannya, dia sengaja mempermainkan mu untuk melukai Kak Hali karena kekuatan mu beresiko tinggi..dan kak Taufan, karena kakak yang paling dekat dengan kak Hali, tidak.. Kita semua dekat dengan kak Hali! Jadi kuharap kakak bisa melindungi ku dari sambaran petir saat aku memulihkan tenaga," Penjelasan Gempa di angguki oleh tiga lainnya.
Blaze langsung saja beranjak dan beradu dengan Halilintar, menahan pedang merah sang kakak dengan cakramnya. Huh.. Melakukan serangan kombinasi dengan robot butut ini tidak ada salahnya juga, Blaze mmelakukan ini untuk Halilintar doang ya.. Jangan salah sangka!
"Kau datang sendiri? Kau membiarkan saudara mu yang lain pergi begitu saja hmm?" Netra merah kelabu itu bertabrakan dengan netra orange milik Blaze. Sangat dekat, hanya berbeda beberapa senti saja karena Blaze memang menahan Halilintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers (BoBoiBoy Elemental) END
ActionKetujuhnya hidup bersama, saling menjaga satu sama lain hingga sebuah kejadian yang mengharuskan mereka menaruh perhatian lebih pada si sulung yang sedang terancam.