.
.
.Kau tahu tidak bagaimana ini semua terjadi? Sebenarnya musuh utama mereka siapa?
Bagaimana kalau yang aku bilang itu salah satu dari mereka?
Khee~ jangan marah dulu.. Aku sudah sisipkan beberapa clue yang tersebar di chapter sebelumnya.
Jadi bagaimana? Ingat sesuatu? Atau tidak sama sekali?
Jangan terlalu di paksakan, semuanya bisa terjadi kapan saja dan bagaimana saja. Sudah tersusun dengan rapih, potongan puzzle, kaca berdebu, embun pagi hari semuanya perlahan tersapu kelak.
Daripada itu, kalian lebih penasaran dengan bagaimana kristal itu ada pada Halilintar tidak? Atau aku harus membuat sequel?
Sequel atau flasback?
Jangan bertengkar ketika menentukan kekeke.
.
.
."Kau masi sakit Li, jangan memaksakan diri untuk buka cafe. Kami semua faham kok,"
"Tapi fan, gimana sama pelanggan kita?"
"Tenang aja, kamu gak perlu ke cafe kak. Biar Blaze sama Ice aja yang handle setengah hari."
Si sulung terlihat menghela nafas, tubuhnya kian sakit setiap hari. Padahal sudah tidak ada kristal, tapi dia malah terkenal corrupt yang lumayan besar akibat memaksakan diri melampaui tenaganya.
"Fan, Gem.. Kalaupun nanti corrupt ini bangkitkan reverse, apa tanggapan kalian?" Ucapan sendu itu mendapat perhatian lebih dari dua adiknya.
"Kakak ga boleh ngomong gitu.. Kakak gak mungkin kalah sama corrupt,"
"Hali, ngomong begitu sekali lagi.. Lo gue pukul,"
Halilintar hanya bisa menggaruk pipinya yang tidak gatal, ah.. Ini pertama kalinya setelah mereka lepas jabatan dari Tapops, kedua adiknya memarahinya lagi.
"Lagipula.. Lo pasti balik kan kalau semisal corrupt yang lo alami sampe bangkitin reverse?" Ucapan Taufan memelan di akhir.
"Gak tau.. Maharani Satriantar gak ngasih tau gimana cara handle corrupt. Ini juga salah ku, aku terlalu ambisius buat ngelindungin kalian sampai gak mikir kedepannya gimana.. Aku selalu mikir kalian harus di lindungi, kalian harus di jaga. Tapi malah aku yang di jaga terus-terusan,"
"Kak Hali..."
"Maaf ya? Aku malah ngerepotin kalian ujungnya,"
"Stop ngomong kaya gitu Hali,"
Baik Taufan maupun Gempa sekarang tengah mati-matian menahan air mata, tidak seharusnya Halilintar berbicara seperti itu. Mereka tau bagaimana perjuangan Halilintar menjaga mereka, Halilintar tidak berhak merasa bersalah.
"Jangan nangis, kalau nanti kesadaran gue beneran di ambil alih. Ku mohon jangan ada yang nangis, jangan ada yang deketin aku. Kalau bisa lawan, gapapa.. Anggap aja aku musuh kalian," Senyuman sendu itu menghiasi wajah Halilintar.
"Gimana gak nangis kak.. Stop ngomong seakan kakak gabakal bisa ngelawan," Air mata Gempa meleleh begitu saja, ia menabrakkan tubuhnya pada Halilintar untuk memeluk sang Kakak yang tengah bersandar di atas tempat tidurnya.
Halilintar tentu kaget ketika Gempa menabraknya, namun segera memaklumi dan memilih mengelus surai coklat sang adik.
"Fan?"
"Lo jahat kalo lo gak bertahan, lo jahat Li,"
Walaupun menolak, tapi gerakan tubuh Taufan perlahan mendekati Halilintar dan bergabung dengan Gempa untuk memeluk si sulung.
"Iya, aku memang jahat. Jadi kalian harus baik buat ngelawan aku yang jahat.." Gumaman Halilintar nyaris tidak terdengar karena isan tangis kedua adiknya.
Matanya melihat ke celah pintu, ah.. Mereka jadi tontonan seperti nya.
Tangannya terangkat untuk memanggil adiknya yang lain sambil tersenyum tipis, lalu tiba-tiba suara tangis kencang terdengar. Thorn langsung mendorong pintu keras dan berhambur untuk memeluk kakaknya erat, sedangkan Solat dan Ice masi hening. Berbeda dengan Blaze yang memilih untuk tidak berada di dalam ruangan.
Apa mereka mendengar semuanya?
"Ice Solar? Kenapa?"
Halilintar tau mereka kecewa, tapi harus bagaimana lagi? Sulit untuknya menahan hukum sebab akibat seperti ini, ia sudah bertahan selama mungkin.
"Kita cari obatnya, pasti ada cara.. Kakak gak mungkin berubah, gak boleh," Ucapan Solar membuat Halilintar tertegun, anak itu pergi meninggalkan kamarnya menyisakan Ice yang berdiri di kesunyian.
"Tolong ya?"
Ice menangkap maksud Halilintar, kata tolong yang kakaknya maksud adalah tolong untuk menghentikan dirinya di saat termakan corrupt bukan? Yang artinya, Ice hari melukai Halilintar lagi??!
"Aku gak bakal gunain kekuatan ku untuk nyelakain kakak lagi.. Aku gak bisa kak,"
Halilintar menghela nafas lelah, tiga orang di pelukannya tidak kunjung berhenti menangis.
Halilintar hanya tidak ingin adiknya terluka.
Jika pada akhirnya, musuh kalian itu aku sendiri.. Tolong jangan pandang aku dengan raut sedih, tolong hentikan aku dari melukai kalian.
Kalian tidak berhak memiliki kakak seperti aku yang tidak bisa bertahan melawan sebab dan akibat.
Maharani Satriantar, adakah cara lain?
Tolong beri aku petunjuk.Dengan ini saya nyatakan selesai untuk book Brothers :D
Terimakasih support dan dukungan kalian!!! Saya apresiasi dengan senang hati, maaf jika selama penulisan ada kata-kata yang salah ketik ataupun tidak mengenakkan di hati.
Saya pamit undur diri dari book ini, dan akan melanjutkan ke book lainnya.
Penuh Hormat ; Leon_arc
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers (BoBoiBoy Elemental) END
ActionKetujuhnya hidup bersama, saling menjaga satu sama lain hingga sebuah kejadian yang mengharuskan mereka menaruh perhatian lebih pada si sulung yang sedang terancam.