18

4.1K 411 15
                                    

.
.
.




"Hati-hati di jalan Kapten,"

"Wey emang di angkasa ada jalan?"

"Terserah, dah ayo masuk. Udah sakit pinggang ku liat kalian doang," Ice melenggang pergi, sambil menyeret tasnya.

Halilintar juga mulai melangkahkan kakinya untuk masuk, tas nya ada di tangan Blaze. Bukan dia yang minta untuk di bawakan, tapi memang Blaze yang sedang caper.

Toh Halilintar juga tidak keberatan, justru dia jadi sedikit senang karena bebannya tidak banyak.

"Kak Hali abis mandi langsung istirahat, jangan ngerjain apa-apa. Biar aku yang sama yang lain aja yang ngerjain rumah,"

"Iya iya.. "

Dia masuk ke kamar dan mengambil beberapa pakaian, dan mulai masuk ke dalam kamar mandi. Membiarkan suara gaduh yang di sebabkan adik-adiknya dan memilih mengunci pintu kamar mandi.

.

"Pesen makan ajalah, Solar pesen gih.." Titah Blaze.

"Dah lama gak makan makanan bumiii" Thorn berseru ceria sambil mengguncang tubuh Solar.

"Apalah kau Thorn, kaya alien aja."

Thorn melirik tajam ke arah Taufan, bombastic side eye. Sedangkan yang di lirik tajam hanya acuh sambil menarik Topi Gempa.

Sedangkan Ice sudah memejamkan matanya, dia tidak tidur hanya saja malas jika harus di suruh macam-macam.

"Pesen kaya biasa aja?"

"Iya, terserah kamu juga kalo mau makan yang lain," Tutur Gempa. Dia masi berusaha mengambil topinya yang di layangkan Taufan.

"Ish!! Balikin topi ku kak!"

Gempa masi melompat-lompat untuk menggapai topinya yang berharga, sedangkan Taufan malah tertawa keras. Wajah Gempa itu lucu sekali jika sedang kesal.

"Ambil coba kalo bisa."

Oke sekarang Gempa jengkel, dia yang sebelumnya melompat-lompat jadi berdiam diri sambil menundukkan kepalanya.

Sekarang dia benar-benar kesal di permainkan seperti itu, hingga tidak sadar kekuatan nya keluar dan menyebabkan guncangan yang cukup kuat.

"WOY WOY WOY GEMPA BUMI!!"

"WAAAAAA IH KAK TAUFAN BODOH, JANGAN NGAJAK-NGAJAK KALO ISENG!" Thorn tanpa sengaja membodohi kakak birunya itu sambil menyembunyikan kepala serta badannya di bawah meja.

"K-kak jangan marah dulu deh.. Aku susah mau ngetik pesanan!" Solar gak habis fikir, mau pesen makanan aja harus pake drama typo yang enggak banget karena goncangan yang hebat ini.

Mendengar ucapan Solar, Gempa menghela nafas dalam dan mencoba untuk sabar LEBIH SABAR LAGI. Baru pulang nyelesain misi, capeknya gak karuan di tambah punya kakak sam adek yang sifatnya haduhh bikin Gempa pengen marah aja tapi harus di tahan.

"Balikin topi ku!"

"Hehe, nah Gem.. "

Taufan berlutut di depan Gempa sambil menyerahkan topi yang mulia. Siapa yang menyangka jika mood Gempa sedang jelek seperti tadi huh?? Kan dia hanya berniat main-main ueueueu.

Gempa menarik topinya dan langsung mengenakan topi itu dengan raut wajah masam. Dia beranjak pergi ke dapur untuk membersihkan dapur kesayangannya hingga dia menatap Halilintar yang tengah duduk di atas meja makan.

Melamun.

Apa-apaan ini? Hanya perasaan Gempa saja atau Halilintar jadi lebih sering melamun?

"Kak?"

Tidak ada balasan, Gempa akhirnya mendekati Halilintar.

"Aku beneran udah gapapa ya?" Halilintar tiba-tiba bersuara.

"Kakak?"

"Oh? Eh iya Gem kenapa?" Halilintar sedikit terkejut ketika wajah Gempa ada di dekat wajahnya. Dia baru sadar kalau adiknya ini ada di sekitarnya, sejak kapan?

"Seharusnya aku yang nanya begitu ke kakak, kakak kenapa? Ada ngerasa sesuatu yang aneh lagi?" Netra emasnya sedikit bergetar di pandangan Halilintar.

"Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja."

"Benarkah? Lalu botol dan alat suntik yang kakak tunjukan di dalam kapal angkasa itu apa?"

Apakah??

Halilintar menunjukkan benda itu?

Tanpa sadar?

Ah dia bodoh sekali, karena takut adiknya salah faham dengan suster di Rumah Sakit Gurla'tan dia jadi membongkar rahasia nya sendiri.

"Itu... "

"Jelaskan apa itu kak, aku tidak mau ada kebohongan lagi di antara kita bertujuh."

Merasa tersudut, Halilintar hanya bisa merutuki nasibnya. Ini Gempa, bukan Taufan ataupun Solar yang bisa dia taklukkan. Gempa sulit untuk di taklukkan, tahta tertinggi di persaudaraan mereka adalah Gempa, sekalipun Halilintar itu sulung.

"Jangan diem aja, Gem gak suka."

Halilintar melirik nya dan menghela nafas berat.

"Itu cuma cairan pereda nyeri, tidak usah khawatir."





Semoga, semoga, semoga Gempa percaya!



Halilintar meliriknya sekilas, anak itu terlihat tidak puas dengan pembelaan Halilintar barusan. Ada rasa curiga yang membuncah hebat di relung hati Gempa.

"Benar begitu?"

"Ya"

Baru saja Gempa ingin menanyakan prihal lain, Tiba-tiba Solar datang dengan banyak bungkusan makanan.

"Dah sampe, makaannn" Thorn yang ada di belakangnya hanya bisa melompat-lompat lucu dan duduk di sebelah Ice yang entah sejak kapan sudah ada di meja makan.

"AYAMMM!!!!!"

Blaze langsung menyambar ayam goreng yang masi ada di dalam kotak tanpa babibubebo wasweswos dan mengunyahnya dengan ekspresi senang tidak terkira.

"Maniak banget sama ayam.. "

"Dah cepet makan dulu," Halilintar bersuara. Membuat Gempa mau tak mau mengalihkan fokusnya.

"Selamat makan!!"











.
.
.
.









"Cih, gak berguna.. Kau gagal mengambil nya? Dan sekarang krital itu hancur!!???"

"Maaf Tuan.."

"Memang seharusnya aku sendiri yang menjemput kuasa ku! Sekarang sudah tidak ada cara lain, akan ku jemput semua kuasa ku!"

Ruangan yang di tempati beberapa orang itu bergetar, Retak'ka benar-benar sudah ke habisan kesabaran untuk menunggu bawahannya membawakan semua kuasa nya.

Bahkan tidak ada satu dari mereka yang bisa pulang setelah di utus untuk menculik salah satu dari tujuh bersaudara itu. Di tambah informasi yang dia dapat semakin membuat nya ingin cepat-cepat merebut semua miliknya yang di curi.

"Satriantar.. Kau memang sudah mati, tapi aku tidak menyangka kau masi bisa melakukan hal seperti itu.. " Gumamnya sambil melihat ke luar, tidak habis fikir.

Maharani Satriantar, pemegang kuasa Voltra memang wanita penuh ambisi, kuat dab pintar. Retak'ka fikir semuanya akan mudah ketika wanita itu mati, tapu semua menjadi lebih sulit.

Satriantar tetap melatih Halilintar lewat alam bawah sadar anak itu. Dan entah kenapa Halilintar jadi lebih kuat hari demi hari bahkan bisa menahan kuasa kristal penyerap.

"Sialan kau Satriantar!! Akan ku buat kau dan penerus mu menyesal!"















TBC




HAPPY 1K VOTEEEEEE UAAAA SENENG BANDGWGHRWHRJMWKTKWKG INTINYA AKU SAYANG KALIAN!!

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN!!!

SEE YA!

Brothers (BoBoiBoy Elemental) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang