09

5.1K 419 26
                                    

.
.
.





Gempa baru saja selesai mandi, dia menatap Blaze yang sedang memperhatikan Halilintar yang masi terlelap.

"Jangan di gangguin loh Blaze." Ucapnya pelan.

"Eh Kak Gem.. Hehe enggak kok, aku cuma pengen liat luka di pipi kak hali aja." Bener kok, Blaze penasaran sama perban di pipi Hali doang.

"Kamu udah sarapan?"

"Ini aku bawa sekalian sama punya kakak,"

Gempa bisa ngeliat 2 mangkuk bubur sama satu piring nasi goreng di nampan.

"Makan duluan, biar kakak aja yang bangunin kak Hali,"

"Ih, udah kak gem makan cepet.. Kak gem masi pusing kan? Biar aku aja yang bangunin kak Hali."

Blaze mendorong pundak Gempa hingga kakaknya yang satu itu terduduk di atas tempat tidur, lalu ia menyodorkan semangkuk bubur ke hadapan Gempa yang tentu saja di terima oleh kakaknya.

"Jangan iseng loh," Peringat Gempa.

"Iya iya.. "

Blaze pun mulai menggoyangkan tubuh Halilintar pelan.

"Kak, ayo sarapan dulu.. "

Namun Halilintar tidak merespon guncangan kecil itu, hingga Blaze mengguncang nya sedikit lebih kuat sambil memegang tangan kakaknya.

"Kak Hali.. "

Berhasil seperti nya, Halilintar itu bukan orang yang sulit di bangunkan seperti Ice.

"Hm? "

"Bangun dulu, ayo sarapan.. Aze bawa bubur,"

Halilintar meliriknya sebelum bangkit dari tidurnya, ah sial badannya masi terasa tidak enak.. Dia masi sedikit lemas.

"Ini.. "

"Bubur?"

"Iya, atau kakak mau Nasi goreng punya ku?"

"Ah enggak, aku ga suka nasi goreng.. Maksud ku aku ga bisa sarapan pake nasi goreng." Blaze hanya menganggukkan kepalanya, dia sudah tau sih. Tapi apa salahnya nawarin Hali.

"Hari ini kita masi libur?" Celetuk Gempa.

"Gatau kak, Ice belum balik.. Kalo kita dapet tugas gimana?"

"Ya gapapa," Ini Halilintar.. Walaupun masi sedikit pucat dan tenaga tubuhnya belum kembali seperti semula, tapi jika dia berleha-leha itu lebih tidak bagus.

"Tapi kakak masi sakit.. "

"Kamu juga sakit Gem,"

Kepala Blaze celingak celinguk melihat wajah Halilintar lalu Gempa secara bergantian, pasalnya dua kakaknya ini berada di kasur yang lumayan jauh. Sedangkan Blaze ada di tengah-tengah.

Tak lama berselang tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan wajah kusut Ice dan di ikuti Taufan yang berwajah masam.

"Eh kenapa?"

Belum ada yang menjawab, Taufan lebih memilih memberikan pill pemberian Solar pada Gempa, sedangkan Ice mulai merebahkan tubuhnya di sebelah Hali.

"Kenapa Ice?"

Bukannya menjawab, ice malah memeluk pinggang Halilintar yang masi duduk.

"Kalo kau gak cerita aku gak bisa bantu, Fan?" Bingung dengan tingkah kedua adiknya, Halilintar beralih menatao Gempa dan Blaze yang juga sama-sama bingung.

"Kita ada misi ya?"

"Iya.. "

"Terus kenapa?"

"Bukan masalah misi, tapi tempat misinya.. " Jawab Ice, dia sudah duduk sambil senderan ke pundak Halilintar.

Brothers (BoBoiBoy Elemental) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang