11

4.1K 395 14
                                    

.
.
.
.




"HAHAHAHAHAHA,"

Suara tawa Taufan menggelegar, anak itu tengah berubah wujud menjadi tahap ketiganya, Beliung.

"DASAR RAKYAT SAMPAH!! BEGINI KALIAN MEMPERLAKUKAN SEORANG PENYELAMAT??? CIH TAK GUNA," Beliung kembali memutar tubuhnya, membuat tornado besar yang menyapu sebagian perajurit Gurla'tan.

"K-kak Taufan cukup!"

Suara angin begitu kuat, saling beradu. Membuat beberapa fasilitas umum ikut terangkat dan terbang karena ulah angin tornado.

"Taufan!"

"Dia tidak akan mendengarkan kalian.. Menyingkir," Halilintar mendorong tubuh Kaizo dari hadapannya. Ia melirik Solar terlebih dahulu sebelum beralih kembali menatap Beliung.

Rambut biru dan mata kosong, Halilintar memperhatikan setiap celah yang terbuka.

Dia bersiap mengambil kesempatan, dia akan mendekati Beliung.

"Kak Hali jangan nekat!" Ice hampir saja menarik pakaian sang kakak ketika kilat merah itu berpindah cepat.

"Sial! Solar kau yakin sudah tidak apa-apa?" Tanya Ice, baru saja sampai di planet ini dan mereka di kejutkan oleh sekelompok orang yang hendak menusuk mereka.

Solar berhasil menghindari tusukan dari satu orang tapi lengan nya tidak sengaja terkena goresan oleh pria lain yang tidak jauh dari posisi Solar sebelumnya.

Thorn juga hampir saja tertusuk, namun Blaze dengan cepat menahan pisau itu menyentuh adiknya. Blaze mengorbankan telapak tangannya untuk menahan pisau itu.

Melihat darah bercucuran dimana-mana, Taufan merasa marah. Pertama ia sempat mengendalikan kuasa tahap ketiganya, namun beberapa kali mengeluarkan serangan.. Alam bawah sadarnya terenggut paksa dan kini sepenuhnya Taufan di kendalikan rasa marahnya.

Taufan Lost Control.

Sedangkan Gempa memilih mundur membawa Blaze yang berhasil dia lindungi dari orang lain yang hendak menghunus kan pisau lain.

Ini seperti pembunuhan berencana, tapi kenapa keberadaan mereka secepat ini di ketahui?

Terasa sangat aneh.

"Bagaimana Thorn?"

"Lukanya dalam, untuk sekarang Thorn balut dengan perban dulu ya kak, sesampainya di penginapan akan Thorn obati." Blaze mengangguk, dia tau Planet ini membuat sebagian dari mereka lemah. Sam halnya seperti Halilintar yang semakin kuat berada di daerah kekuasaannya.

Gurla'tan ini planet yang membuat penguasa Elementalnya 100 kali lebih kuat ketika berada di dalam sumber energi dan melemahkan elemen-elemen lain seperti Ice, dan Thorn.

Untuk Blaze, efeknya tidak sebesar yang di dapat oleh dua adiknya.

Sebenarnya solar juga mengalami kesulitan karena Planet ini sangat gelap, awan mendung di mana-mana dan petir yang menyambar membuat elemen Cahaya hampir tidak berkutik karena di sekelilingi kegelapan.

Ah sial, sudah pasti planet ini melemahkan Solar. Retak'ka kan musuh besar planet ini, dan betapa bencinya Solar tau pemegang elemen Cahaya generasi pertama adalah alien jahat itu.

"Solar," Ice menarik adiknya untuk bangkit.

Mereka mendekati tanah pelindung milik Gempa, setidaknya Ice harus pastikan Solar terlindungi.

"Ice, Solar kalian baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja kak, Tapi lengan solar terluka,"

Thorn buru-buru mengeluarkan perban dari sebalik tas pinggangnya. Baju putih solar perlahan berubah warna menjadi merah karena darahnya yang tak kunjung berhenti.

Brothers (BoBoiBoy Elemental) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang