Bab[Terevisi]✓ 21

32.7K 2.4K 157
                                    

Follow sebelum membaca hargai author!!

Jangan lupa votenya woy 🌟🌟🌟🌟🌟

Happy Reading

.

.

.

Kring

Kring

Bel pulang berbunyi, Axezi menyandang tasnya di bahu kanannya, ia berjalan keluar dari kelas.

Sesampainya ia di parkiran, Khansa, Revan dan yang lainnya sudah ada di parkiran tempat motor mereka sendiri terparkir, Axezi hanya acuh tak acuh, ia berjalan ke arah mobilnya, lalu masuk ke dalam mobil.

Khansa, Revan dan yang lainnya juga mulai menaiki motor mereka masing-masing, dan memakai helmnya.

Axezi menyalakan mobilnya, ia menjalankan mobilnya hingga keluar dari lingkungan sekolah, di belakangnya Khansa, Revan dan yang lainnya mengikutinya dari belakang.

Axezi melirik kaca spionnya, terlihat di kaca spion itu Khansa, Revan dan yang lainnya.

"Seperti pengawal" batin Axezi.

Walaupun jalan mereka awalnya sama, tapi di tengah jalan kemudian mereka berpisah. Axezi jalannya tetap lurus sedangkan Khansa dan yang lainnya belok kanan.

Axezi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tapi tiba-tiba....

Kreeat

Axezi mengerem mobilnya dengan tiba-tiba, mobilnya di kelilingi 5 buah mobil hitam, Axezi menatap tajam kelima mobil yang mengelilinginya itu.

"Sialan!" Batin Axezi mengumpat.

Tok

Tok

Tok

Jendela kaca mobilnya di ketok seseorang, dengan santainya Axezi mulai menurunkan kaca mobilnya.

"Apa?" Dingin Axezi ketika menatap pria itu.

"Tuan muda, ikut kami kembali ke mansion" ucap pria itu nadanya datar.

Axezi yang mendengar kata mansion membuatnya memutar bola malas "suruhan si tua Bangka itu rupanya" batin Axezi menyeringai, sekarang ia tidak membawa pistol, ia hanya membawa pisau lipat, terlihat suruhan Gerland di luar mereka membawa pistol di tangannya tapi mereka tidak menodongkan pistol itu kepadanya.

Haruskah ia merebut pistol dari mereka?, tapi jika di lihat mereka bukan orang sembarangan.

"Tidak" tolak Axezi datar.

"Selama tuan muda menurut, kami tidak akan menyakitimu" ucap pria itu lagi, ia masih sabar menghadapi Axezi.

Axezi terdiam sejenak, tapi sesaat kemudian ia tersenyum tipis, sangat tipis, bahkan pria itu tidak menyadari Axezi tersenyum.

Axezi menatap pria itu datar "hm" Axezi hanya berdeham sebagai jawabannya.

Pria itu tersenyum tipis sangat tipis "Baiklah, bisakah anda bergeser ke tempat duduk yang satunya?" Ucap pria itu sedikit sopan.

Axezi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang