Bab 30[Terevisi]✓

27K 2K 142
                                    

Follow sebelum membaca hargai author!!

Votenya woy🌟🌟🌟🌟

Happy Reading

.

.

.

"Ini tidak bisa di biarkan!" Ucap Agrevan dingin. Mendengar hal itu Axezi menyeringai dalam hati.


"Sungguh ceroboh" batin Axezi, tidak puas. Axezi menoleh menatap Agrevan datar.

"Aku akan membantumu Dad" ucap Axezi santai, mendengar hal itu semua orang menatap tajam Axezi.

"Tidak!, ini terlalu berbahaya!" Ucap Paulo penuh penekanan ia menatap tajam Axezi.

Axezi yang mendengar itu ia menatap dingin Paulo, ia tidak selemah itu!. Sesaat menatap dingin Paulo lalu membuang muka.

"Lihat saja nanti, bagaimana aku akan menghabisi 'mereka' " Ucap Axezi di lanjutkan membatin.

Mendengar hal itu membuat mereka semakin menatap tajam Axezi, aura dingin mereka keluar, bahkan membuat maid dan penjaga yang merasakannya tubuh mereka gemetar ketakutan.

"Jangan coba-coba Ax, atau Daddy akan membuatmu tidak akan bisa keluar dari mansion ini" ucap Agrevan dingin dan penuh penekanan.

Axezi yang mendengar itu bukannya takut, ia malah menatap tajam Agrevan, dan matanya tersirat menantang.

"Coba saja kalau bisa" Ucap Axezi santai, ia tidak takut, kali ini ia menentang Agrevan, ia juga sudah hampir satu Minggu tidak membunuh, mungkin rindu adegan berdarah.

Agrevan yang mendengar itu mengeraskan rahangnya, ia berusaha menahan amarahnya agar tidak kasar dengan Axezi.

"Kau menantang Daddy?, Daddy tidak suka di bantah Ax" Ucap Agrevan dingin, aura membunuhnya keluar, membuat Axezi sedikit goyah.

"Kau ingin di rantai hm?" Lanjut Agrevan.

Axezi yang mendengar itu berdecak kesal, tangannya menyilang di dada, ia kesal dengan ancaman Agrevan yang merantainya, ia bukan hewan!, kenapa harus di rantai!?.

"Aku tidak lemah!" Dingin Axezi, ia masih mempertahankan imagenya.

"Patuhlah atau..."

"Ck, iya!" Potong Axezi dengan nada datarnya yang bercampur dengan nada kesalnya.

Agrevan tersenyum tipis mendengar Axezi yang sepertinya sedikit takut dengannya, begitu juga dengan yang lainnya.

"Takut Hm?" Goda Agrevan menatap datar, ia menunjukkan seringai di wajahnya.

Axezi hanya bisa menghela nafas panjang, ingin melawan tapi tidak bisa, ingin heran tapi ini bukan dunianya.

"Ruang musik?" Datar Axezi mengalihkan topik pembicaraan.

Agrevan tersenyum tipis mendengar ucapan Axezi yang mengalihkan topik pembicaraan, 'lucu' pikirnya.

"Di lantai lima" Jawab Agrevan singkat.

Axezi yang mendengar itu, langsung bangkit dari duduknya, namun tiba-tiba tangannya di tarik, yang membuatnya kembali duduk.

Axezi mencoba melepaskan diri dari Agrevan, namun ia kalah cepat dengan Agrevan, Agrevan sudah mengunci semua pergerakannya, yang membuatnya mengeluarkan umpatannya.

Axezi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang