Bab 48

13K 948 146
                                    

Setelah selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang tengah untuk membahas sesuatu. Para wanita juga membahas pekerjaan mereka, begitu juga dengan para lelaki yang membahas bisnis mereka.

Sedangkan Axezi?, dia hanya duduk diam sambil memainkan handphonenya. Namun telinganya terus menyimak pembicaraan mereka semua.

Tanpa mereka sadari di luar mansion, puluhan orang berpakaian serba hitam mengintai mereka, ada yang sebagai sniper, penembak dari jarak jauh dan bersembunyi di dalam kegelapan.

Bahkan mereka di bagi menjadi dua tim, satu tim dengan lima belas orang masuk ke area mansion dengan perlahan, melumpuhkan penjagaan yang berada di mansion.

Sedangkan di sisi Axezi dan yang lainnya, mereka belum menyadari hal itu. Tapi tiba-tiba seseorang datang dengan langkah tergesa-gesa, membuat atensi mereka beralih menatap orang itu.

"Ada apa?" Tanya Agrevan menatap orang itu, ia mengerutkan keningnya bingung. Tentu saja ia bingung melihat orang itu begitu panik dan tergesa-gesa.

"Tu-tuan sepertinya ada-"

Dor

Prang

Belum sempat orang itu menyelesaikan kata-katanya sebuah tembakan menembus kaca mansion, membuat mereka langsung siap siaga.

Wajah mereka menggelap dingin. "Sialan!, siapa yang berani melakukan hal ini!!" Teriak Agrevan marah.

Braakk

Pintu mansion di dobrak, lima belas orang berpakaian serba hitam dengan senjata di tangannya masuk. Sedangkan beberapa bawahan Agrevan juga mengelilingi orang-orang itu sambil menodongkan senjata.

Sedangkan Vita dan Livia juga menunjukkan ekspresi dinginnya, meskipun mereka wanita, mereka juga memiliki kemampuan bertarung dan menembak.

Orang-orang itu menodongkan senjata kearah Axezi, karena memang Axezi adalah target mereka, tidak perduli dengan nyawa mereka hidup atau mati, yang penting mereka berhasil membunuh Axezi.

"Sial!, mereka mengincar Axezi" Ucap Khansa pelan yang dapat di dengar oleh Revan yang berada di sebelahnya.

Sedangkan yang menjadi target hanya menunjukkan ekspresi datarnya, ia masih terlihat tenang dan masih duduk santai di sofa. Sedangkan para keluarga Marquez dan Abhaya sudah berdiri tegak dengan ekspresi membunuh di wajahnya.

Perlahan Khansa dan Revan mengeluarkan pistol mereka yang berada di laci meja kaca yang tersedia di ruang tengah. Setelah berhasil mengambil senjata mereka, mereka langsung menembak orang-orang itu, walaupun orang-orang itu terkadang dapat menghindari tembakan mereka.

Dor

Dor

Dor

Suara tembak menembak bersaut sautan, sedangkan Axezi hanya diam menyaksikan hal itu, hingga...

Dor

Prang

Sebuah peluru menembus kaca lagi dan itu hampir mengenai kepalanya, namun beruntung ia masih bisa menghindar.

Ekspresi yang awalnya datar dan santai, kini berubah menjadi dingin. Aura membunuh keluar dari tubuhnya, matanya berkilat dingin.

"Ax!!" Teriak Vita khawatir, ia menjadi tidak fokus bertarung, hingga ia berhasil tertembak walaupun hanya mengenai bahunya.

Teriakan Vita membuat mereka menatap kearah Vita dan Axezi yang di teriaki. Sedangkan Affandra yang melihat sang istri terluka mulai murka, ia mengamuk dan dengan membabi buta menghajar habis habisan, orang-orang yang berpakaian serba hitam.

Axezi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang