Bab 23[Terevisi]✓

38.1K 2.9K 348
                                    

Follow sebelum membaca hargai author!!

Votenya woy🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Happy Reading

.

.

.


Di apartemen Terlihat Keluarga besar Brahmana dan Gerland berkumpul di ruang tengah apartemen Axezi, hanya ada keheningan di ruang tengah itu, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Dan perkataan Axezi yang masih terngiang di ingatan mereka, Memutuskan hubungan?, Tak akan kembali!, Selamanya berpisah!!.

Sesuatu yang pecah itu tidak bisa di perbaiki lagi, walaupun sudah berusaha, luka itu akan tetap ada!!.

Terkadang membuka mata lebih awal akan membuat semuanya berubah, tapi jika di saat dia sudah pergi semuanya tidak akan berubah!, sesuatu yang hilang tidak akan pernah kembali!.

Awal bukanlah akhirnya dan akhir adalah awalnya. Apa maksudnya?, seseorang yang berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, mereka yang menjauh akan mendekat, dan awal dari kehancuran adalah di saat perubahan itu, akan membuat orang yang berpaling itu menderita lebih darinya.

Terkadang sesuatu yang di lihat adalah sebuah kebohongan, dan hanya tergantung kepada seseorang, bagaimana menggunakan otak mereka!.

Kehancuran seseorang adalah awal dari kebahagian bagi orang yang menderita, maaf itu hanya sekedar kata!, tapi 'Maaf' untuk seribu luka itu tidak adil!.

Villain menangis, air matanya mengalir begitu saja ketika mengingat perkataan Axezi, setiap perkataan Axezi benar benar menyayat hatinya. Ia menyesal karena baru sadar sekarang.

~~~~

Di mansion keluarga Marquez, Agrevan, Axezi, dan kedua abangnya sekarang Khansa dan Revan berkumpul di ruang tengah.

Terlihat Agrevan mengobati tangan Axezi, yang di sayat oleh Axezi sendiri, di saat dia mengobati tangan Axezi, Axezi tidak meringis sedikitpun.

Tangan kanannya memainkan ponselnya, Khansa dan Revan yang sedari tadi memperhatikan ekspresi Axezi yang masih datar, bahkan di saat di obati, Axezi tidak meringis, sakit CIPA?.

Agrevan sudah selesai mengobati tangan Axezi, ia menatap Axezi yang masih fokus dengan handphonenya, ia tersenyum tipis.

Axezi yang menyadari kalau ia sedang di tatap menatap Agrevan dengan mengangkat satu alisnya sebagai tanda tanya?.

"Kau tidak merasakan sakit?" Tanya Agrevan dengan nada sedikit lembut.

"Tidak" datar Axezi, lalu kembali fokus dengan ponselnya. Namun sesaat kemudian Axezi tersadar ia belum mengganti bajunya.

Axezi menatap kearah Agrevan, ia ragu ragu memanggil Agrevan, Agrevan sekarang masih sibuk dengan ponselnya.

"Daddy" panggil Axezi pelan, tapi masih bisa di dengar oleh Agrevan, ia tersenyum tipis, ia pura pura tidak mendengar ucapan Axezi.

Axezi yang melihat Agrevan tidak menyahut panggilannya, ia menghela nafas panjang, ia sangat kesal sekarang, tidak mendengar?.

"Daddy" panggil Axezi sekali lagi sedikit keras dari sebelumnya, membuat Khansa dan Revan juga bisa mendengarnya, mereka berdua menatap ke arah Axezi, mereka sedikit tersenyum tipis.

Agrevan menatap ke arah Axezi dan berhenti memainkan ponselnya, ia dapat melihat raut wajah Axezi yang kesal.

"Kenapa hm?" Ucap Agrevan lembut dengan senyum tipis di wajahnya.

Axezi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang