Follow sebelum membaca hargai author!!
Biar semangat, kasih votenya woy 🌟🌟🌟
Happy Reading
.
.
.
CeklekPintu ruangan itu terbuka, terlihat Khansa dan Revan yang masuk, mereka menatap Axezi dengan senyum tipis di wajah mereka. Mereka berjalan mendekat kearah brankar tempat Axezi duduk bersandar.
"Udah bangun hm?" Ucap Khansa dengan nada sedikit lembut. Tangannya mengelus puncak kepala Axezi. Membuat Axezi kesal, ia sedikit berkerut membuat mereka tersenyum 'lucu' pikir mereka.
"Apa mereka buta?, masih tidak jelaskah kalau aku sudah membuka mataku, pertanyaan konyol apa itu?" batin Axezi kesal, entah kenapa hobi mereka selalu membuatnya kesal.
Axezi mendengus, ia membuang muka tidak ingin menatap Khansa dan Revan. Tak lama setelah itu seseorang masuk ke dalam ruangan dengan nampan yang berisi makanan untuk Axezi.
"Permisi tuan" ucap maid itu sopan, ia berjalan mendekat kearah Agrevan. Agrevan menerima nampan itu, ia menatap datar maid itu.
"Sekarang kau boleh pergi" datar Agrevan menatap maid itu.
"Baik tuan" ucap maid itu sopan ia menunduk dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Agrevan menatap kearah Axezi, ia mengambil mangkok yang berisi bubur, Axezi menatap malas makanan yang ada di tangan Agrevan, oh ayolah dia hanya terkena tembakan kenapa harus makan bubur?, dan bukankah ia terkena tembakan di pundaknya, bukan di perut?.
Agrevan menyendok bubur itu dan menyodorkannya pada Axezi, Axezi yang melihat itu ia membuang muka, ia tak berselera ketika memakan bubur, tidak adakah makanan lain?.
"Yang luka pundakku, bukan perutku, tapi kenapa harus makan bubur sialan!?" Batin Axezi kesal.
Khansa dan Revan yang melihat itu geram, "Makan Ax..atau mau dengan paksaan?" Ancam Khansa.
Axezi Yeng mendengar itu ia menatap tajam Khansa, aura dinginnya keluar, bahkan mampu membuat Khansa dan Revan sedikit tertekan, namun tidak dengan Agrevan. Oh ayolah dia benci di ancam dan di paksa.
Agrevan yang merasakan aura penekanan dari Axezi, ia juga mengeluarkan auranya yang mampu membuat Axezi tertekan. Jika kalian lupa umur Agrevan sudah lima puluhan, sedangkan Axezi hanya 28 tahun.
Jika di dunia Axezi mungkin ia tak akan terpengaruh oleh aura Agrevan, tapi sekarang ini bukan dunianya, entah kenapa penekanan di dunia ini lebih kuat dari dunianya.
Agrevan menatap tajam Axezi
"Makan boy, atau mau Daddy paksa?" Dingin Agrevan.Atmosfer di ruangan itu di penuhi aura dingin dan gelap, ini bukan karena suhu AC tapi ini aura yang di keluarkan Agrevan, Khansa dan Revan.
Axezi menghela nafas lelah, kali ini ia akan menuruti Agrevan, ia menerima sendok yang di suapkan Agrevan kepadanya. Ia memakannya dengan perlahan, sungguh rasanya tidak enak.
Sedangkan Khansa dan Revan yang melihat itu hanya tersenyum tipis, mereka benar benar tidak bisa mengatur Axezi, tapi Agrevan bisa mengatur Axezi.
Tidak sampai tiga menit, Axezi mendorong sendok yang akan di suapkan lagi kepadanya, ia tak bisa lagi menelan bubur itu, jika di paksakan ia akan muntah.
Agrevan yang melihat itu hanya menatap datar Axezi, makanannya masih setengah tapi masih belum bisa di bilang setengah, karena itu masih banyak.
"Aku tidak bisa lagi menelannya lagi" ucap Axezi datar, namun matanya tersirat memohon untuk di pahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axezi [End]
Novela Juvenil[Part Tidak Lengkap❗] ⚠️TETAP VOTE WALAU UDAH END⚠️ "Sialan!, bertransmigrasi ke tokoh novel bocah bodoh ini!" "kenapa gak mati aja sih!?" Axezi Alvarez Leonal seorang CEO yang berumur 28 tahun bertransmigrasi ke dalam cerita novel menempati raga se...