3. Pradeepa Theodore Tjokromodikoro

73K 3.7K 61
                                    

Ramai? Jelas! Kantin akan selalu menjadi tempat paling ramai di Sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramai? Jelas! Kantin akan selalu menjadi tempat paling ramai di Sekolah. Selain untuk mengisi perut juga berguna untuk ajang caper dengan Theo dan geng.

Meja pojok kantin selalu ditempatkan oleh Theo and the gang. Memang mereka bebas duduk di mana saja ketika berada di kantin, namun untuk area pojok. Mutlak milik Theodore gang. Bahkan MPLS tahun lalu, para siswa di beri peringatan dilarang duduk di area sana.

"Agatha, ayo cepat nanti keburu ramai." Salsha menarik tangan Agatha setengah berlari.

"Santai, Salsha! Lo kaya narik sapi tahu nggak?!"

"Maaf, urgent soalle Mba Agatha."

Agatha memasukki area kantin untuk pertama kalinya. Maklum ketika school tour, Agatha tidak hadir. Jadi bisa di bilang ini pertama kali Agataha ke sana.

"Duduk sini, Agatha." Salsha menarik kursi di meja bundar yang khusus untuk berlima.

"Ini kan untuk berlima."

"Yah gapapa, nanti yang lain bisa join sama kita."

"Hah? Gak risih tiba-tiba orang lain makan bareng kita?"

"Agatha Sayang. Kalo di kantin emang gini. Lo beneran nggak tau hal ginian?"

Agatha menganggukan kepalanya. "Gue home schooling."

"Oh no! Jadi ini pertama kali lo sekolah  biasa?"

"Iya begitulah." Sudah jarang bersosialisasi, home schooling pula. Bagaimana Agatha tidak kudet.

Salsha beranjak. "Lo tunggu di sini, biar gue yang pesan. Gue beliin sandwich mau?"

"Boleh, sama apple juice ya."

"Oke."

Suara riuh mulai terdengar yang artinya Theo and gang memasukki wilayah. Theo, Jean, Owen dan Hugo. Empat sekawan yang menjadi pusat perhatian Branvile High School.

Meja pojok sudah di duduki oleh pemilik mutlak. Agatha yang tengah memainkan handphonenya tampak tidak minat untuk sekedar melihat apa yang terjadi dan menghiraukan riuh ricuh.

Salsha datang dengan nampan besar, membawa makanan miliknya dan milik Agatha. "Makanan datang. Nih."

"Thank you, ya."

Agatha menikmati sandwich nya. Tanpa sadar kepalanya kadang mengangguk dan bergoyang ke kanan ke kiri.

Not bad juga makanan kantin.

Tentu saja semua gerak-gerik, Agatha tak luput dari perhatian Theo. Sejak awal memasukki Kantin, Theo mendapati Agatha tengah fokus dengan handphonenya. Pun saat melewati Agatha, Theo dapat mencium wangi favoritnya—Lavender, namun masih tercium sedikit scent aroma bedak bayi, Theo selalu terkekeh geli dengan salah satu aroma itu.

Say My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang