26. Night Drive

33.6K 2.3K 115
                                    

Agatha menyeka keringatnya, ia baru saja bermain ice skating yang berada di salah satu Mall. Tubuh Agatha ini agaknya jarang berolahraga. Baru melakukan pemanasan saja tubuhnya serasa ingin remuk.

Ditemani Salsha, yang sejak tadi heboh sendiri bermain ice skating. Teriakan slaynya itu, membuat Agatha terkekeh.

"Tha, udah habis jam, balik, ayo."

Salsha sudah terjengkang dengan posisi sangat tidak slay, ia jadi malu sendiri. "Aaaaauuuhh...." teriaknya.

Setelah mengganti sepatu dan mengambil barang yang tadi sempat mereka titipkan. Mereka tidak memiliki agenda lain dan berencana untuk langsung pulang.

"Mau ngikut gue nggak? Mau dong. Lo harus jadi penumpang pertama gue." Salsha memamerkan kunci mobilnya.

"Sudah punya izin mengemudi belum, Shal?"

Salshabilla mengambil card holder, menarik sim A untuk pengguna mobil. "Gue udah 17 tahun." Salsha dengan bangga hati mengucapkannya.

Melangkah menuju basement tempat mobil Salsha berada. Tidak berbeda jauh dengan vespa pink nyentriknya, mobil Salsha pun turut berwarna pink.

 Tidak berbeda jauh dengan vespa pink nyentriknya, mobil Salsha pun turut berwarna pink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setengah perjalanan berlalu, dan Agatha mulai merasa tegang di kursi penumpang. Matanya sesekali melirik ke arah Salsha, sahabatnya yang duduk di kursi kemudi dengan ekspresi percaya diri yang berlebihan. Namun, kepercayaan diri itu tidak menenangkan perasaan Agatha sedikit pun. Setiap kali Salsha menginjak pedal gas atau membanting setir terlalu cepat, Agatha bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Shal, lo beneran udah mahir, kan?" tanya Agatha. Tangannya erat mencengkeram seatbelt, seolah tali pengaman itu adalah satu-satunya hal yang memisahkannya dari bahaya.

Salsha tertawa kecil, tampaknya tak menyadari kekhawatiran Agatha. "Tenang aja, Agatha! Gue udah sering bawa mobil, kok. Lo santai aja."

Namun, sebelum Agatha bisa mengembuskan napas lega, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Sebuah suara keras terdengar—Braakkkk!—menghentak seluruh tubuhnya.

Agatha merasa mobil tiba-tiba berguncang keras, dan sekejap kemudian, dia melihat sesuatu yang tidak ingin dilihatnya. Mereka telah menabrak! Mobil itu menghantam sekumpulan anak motor yang sedang nongkrong di pinggir jalan. Tubuh Agatha seolah membeku, dan semua suara di sekitarnya terdengar samar. Bahkan belum kering ludah yang dia telan, insiden itu sudah terjadi begitu cepat, seolah waktu mempercepat dirinya tanpa ampun.

"Salsha!" seru Agatha, suaranya penuh dengan ketakutan dan kepanikan. Matanya melebar, melihat kerusakan yang disebabkan oleh tabrakan tersebut. Sekelompok anak motor yang tadinya tertawa dan bercanda kini beralih pandang ke arah mereka, beberapa dengan ekspresi marah, yang lain dengan kebingungan.

Salsha tampak pucat, dia membeku di tempat, seakan otaknya masih memproses apa yang baru saja terjadi. Tangan Salsha masih menggenggam kemudi dengan kaku, napasnya terengah-engah.

Say My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang