"BANGSATT!!"
Agatha yang baru akan masuk ke toilet terhenti mendengar teriakan keras yang menggema dari dalam. Rasa penasaran membuatnya melangkah masuk, dan saat ia melihat ke dalam, ia hampir tak percaya dengan apa yang dia saksikan.
Astaga!
Pemandangan apa ini.
Laura basah kuyup dan rambut berantakan. Laura tidak sendiri, ada Fayza yang juga berjongkok di sebelah Laura.
"Za, ini kenapa?" Agatha mengambil banyak tissue untuk mengeringkan rambut Laura.
Fayza diam tidak menjawab. Huft, tidak mungkin Fayza yang membully Laura, kan?
"Laura? Nggak apa-apa, kan?"
Bukannya menjawab, Laura malah menangis. Agatha dan Fayza saling melirik. Agatha bangkit, ia berniat meminta bantuan untuk membawa Laura ke UKS.
"Laura?!"
Agatha menatap terkejut ketika melihat siapa yang datang. Itu Roy, pasangan Agatha saat kontes Ambassador of the School laki-laki.
"Ini ulah lo, Fayza?" tanya Roy dengan nada yang meninggi, matanya menatap tajam ke arah Fayza.
"Bukan gue, jangan asal tuduh!" jawab Fayza defensif, suaranya penuh kemarahan.
"Sekali pembully tetap pembully, nggak usah ngelak!" Roy langsung melepas jaketnya dan membalutkan ke tubuh Laura yang gemetaran.
Fayza tidak mau kalah. "Cewek lo tuh yang lemah! Dikit-dikit nangis."
Roy mencengkeram jaketnya lebih erat. "Jadi beneran lo yang bikin dia begini?" tanya Roy lagi, kali ini dengan nada lebih mengancam.
"Serah! Lo tanya aja sama cewek cupu lo itu," Fayza menjawab dengan nada sinis.
Keributan itu mulai menarik perhatian siswa lain, mereka berkumpul di luar toilet, penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Agatha sendiri bingung harus bereaksi seperti apa.
"Cupu? Serius lo ngomong gitu, hah?" Roy mendekat, nadanya semakin menekan.
Agatha, yang berdiri di ambang pintu, kembali mendekati Laura. "Kak Roy, Lauranya bawa dulu ke UKS."
Roy tidak menjawab tapi ia menatap Agatha dengan pandangan yang tajam. Dia lalu menggendong Laura dan membawanya keluar toilet. "Minggir!" perintahnya sambil mendorong Fayza dengan keras hingga Fayza terdorong ke wastafel.
Jean, yang melihat Fayza didorong oleh Roy, langsung naik pitam. "Bangsat, kenapa lo dorong cewek gue?" tanpa berpikir dua kali, Jean melayangkan pukulan keras ke wajah Roy.
Roy, yang terhuyung akibat pukulan itu, berusaha mendudukkan Laura di kursi terdekat sebelum memutar tubuhnya kembali ke arah Jean. "Tanya cewek lo!" balas Roy, suaranya penuh amarah. Dia menatap Fayza dengan tatapan menuduh. "Lo kan yang buat Laura begini?! Jawab, anjing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Teen FictionAgatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore. Tepat sebelum balapan, ia malah salah fokus mendapati seorang gadis yang beraroma sangat memabukka...