Bujukan maut Astrid berhasil pada akhirnya Agatha memutuskan untuk mengikuti kontes Putera-Putri Branville.
Ajang tahunan Branvile High School kembali di gelar. Dies Natalis merupakan acara tahunan untuk memperingati hari jadi Branville High School.
Event ini biasanya mengundang berbagai sekolah untuk berpartisipasi. Seperti perlombaan olahraga, seni dan lainnya. Kemudian di tutup dengan kontes Putera-Puteri BHS.
Seleksi awal kontes Putera Puteri BHS ini ialah mengukur tinggi badan serta berat badan yang harus ideal.
Agatha dapat dengan percaya diri untuk seleksi awal. Karena tingginya memenuhi kriteria dan beratnya pun ideal.
Untuk seleksi selanjutnya merupakan wawancara oleh Kepala sekolah, guru seni, dan beberapa models. Kabar baiknya adalah Astrid menjadi pewancara, kabar buruknya, Izzy juga menjadi salah satu pewawancara. Karena Izzy di anggap bertalenta khususnya di bidang catwalk. Remember? Dia pernah di latih satu tahun di London oleh agensi luar.
"Jadi lo udah berkontribusi apa untuk sekolah?" tanya Izzy non-formal pada Agatha yang duduk di hapannya untuk di wawancarai. Izzy bahkan beberapa kali mengajukan pertanyaan di luar script.
"Terima kasih atas pertanyaannya, selama bersekolah di sini, saya sudah memenangkan kejuaraan art champion tingkat nasional dan international. Untuk tingkat nasional saya mendapat Gold medals, dan untuk kejuaraan international saya mendapat Bronze Medals." meski introvert dan jarang bergaul, Agatha suka dengan berbagai lomba lukis. Dulu ia masih takut-takut. Namun setelah berkonsultasi dengan guru seninya Agatha akhirnya berani.
Itu pertanyaan ke-17, tidak tahu setan apa yang merasuki Izzy menanyakan pertanyaan hingga sebanyak itu, padahal siswa-siswi lain hanya di beri pertanyaan sebanyak 3-5 saja. Mereka jadi bertanya-tanya, apa yang membuat wawancara Izzy Agatha berjalan sangat lama?
"Okay, selesai, silahkan kembali ke tempat." finally Agatha bebas dari perempuan gila ini, yang sangat tidak professional. Bisa-bisanya mencampur adukan urusan pribadi dan urusan Sekolah.
"Baik, terima kasih, Kak." Agatha memasang senyum terbaiknya, pertanda ia tidak merasa tertekan dengan penindasan yang dilakukan Izzy secara tidak langsung.
Agatha sibuk dengan persiapan kontes, bahkan menolak banyak ajakan Theodore untuk jalan bersama.
Berbeda dengan Agatha yang berpartisipasi untuk Kontes Putera-Puteri BHS. Theodore juga berpartisi untuk cabang olahraga Basket, Rugby dan Anggar. Bahkan Theodore juga hampir berpartisipasi untuk perlombaan panahan dan berkuda jika jadwal perlombaan itu tidak bertabrakan.
Lelaki itu sangat suka berolahraga, apa yang tidak bisa laki-laki itu lakukan? Theodore terlampau sempurna untuk gadis introvert seperti Agatha. Dan Agatha menyadari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Teen FictionAgatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore. Tepat sebelum balapan, ia malah salah fokus mendapati seorang gadis yang beraroma sangat memabukka...