30. Ruin Your Life

29.3K 1.8K 638
                                    

🎵Selena Gomez - People You Know.

Theo sedang sibuk menekuni bukunya di ruang belajar, sementara dari dapur terdengar suara-suara gaduh yang membuatnya sesekali mengernyitkan dahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theo sedang sibuk menekuni bukunya di ruang belajar, sementara dari dapur terdengar suara-suara gaduh yang membuatnya sesekali mengernyitkan dahi. Agatha, yang bertekad memasak untuk Theo, justru sedang berjuang mati-matian menguasai peralatan dapur yang sepertinya tidak bersahabat dengannya. Salah satu frypan milik Theo, yang biasanya cukup kokoh, kini sudah tak berbentuk dan berakhir di tong sampah.

Percobaan kedua Agatha tidak berjalan lebih baik. Aroma gosong mulai tercium, dan Agatha bergegas mematikan kompor, mendapati makanannya terbakar. Ia menghela napas panjang, mengusap kening yang berkeringat.

"Kita pesan aja, ya, Kak?" Agatha mendekati Theo yang masih berkutat dengan bukunya, dengan raut wajah frustrasi. "Udah beberapa jam, tapi hasilnya malah bencana semua."

Theo mengangkat kepalanya, tersenyum menenangkan. "Nggak apa-apa, Sayang. Lo udah berusaha."

Agatha tahu, Theo pasti sudah lapar. Sejak tadi menunggunya memasak, tapi tidak ada satu pun yang layak untuk disajikan. Dengan rasa bersalah, Agatha merasa dirinya sudah menyia-nyiakan waktu mereka.

Theo tertawa kecil, melihat raut wajah Agatha yang kusut. "Hahaha, gue turun aja, di bawah ada resto Italia. Mau makan apa?"

Agatha menghela napas lega mendengar tawaran Theo. "Samain kayak Kakak aja, deh. Aku udah nyerah sama dapur ini."

Theo mengangguk, menutup bukunya sambil berdiri. Dia hanya mengambil handphone dan sebuah kartu dari meja. "Oke, gue pesan sekarang. Lo mau minum apa? Mereka punya jus jeruk yang enak."

Agatha tersenyum kecil, meskipun masih sedikit merasa bersalah. "Jus jeruk kayaknya enak. Aku juga suka."

Theo berjalan ke arah pintu, lalu berhenti sejenak, menatap Agatha dengan mata penuh pengertian. "Nggak usah merasa bersalah, Sayang. Gue tahu lo niat banget buat masakin, dan itu lebih dari cukup buat gue."

Agatha mengangguk, meski masih merasa canggung.

Theo pun keluar untuk memesan makanan, sementara Agatha membersihkan sedikit kekacauan yang ia buat di dapur. Meskipun tidak ada yang berhasil ia masak hari ini, setidaknya ia merasa senang karena usahanya tetap dihargai oleh Theo.

Baru akan masuk resto, handphone milik Theo berdering menampilkan panggilan dari Jean.

"Kenapa?"

"Theo... bantuin gue."

Theo meremas handphonenya, menyadari sesuatu yang tidak beres, "Ada apa?"

"Gue dikepung anak geng Kean."

"Share location lo, sekarang. Lo sama siapa?"

Say My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang