Seminggu sudah Agatha belajar bersama Theo, di tempat yang di siapkan, Rumahnya. Tepatnya di kamar Laki-laki itu. Kesan pertama masuk kamar Theo adalah luas dan harum. Terdapat sofa panjang dengan meja persegi seukuran sofa, di depannya ada sebuah tv lebar, dan sisi lain terdapat komputer lengkap seperangkat kebutuhan gaming.
Mereka biasanya belajar di sofa, namun terkadang Agatha duduk di meja belajar milik Theo.
"Ini enak, gue habisin, boleh ya, Kak?" tanya Agatha. Satu box donat sudah ludes masuk ke dalam perut Agatha.
Theo yang melihat hanya mengangguk.
Usai menyantap donatnya, Agatha sedikit mengantuk, lagaknya sudah seperti babi yang habis makan kemudian tertidur. Dengan paksaan Agatha membaca bukunya dengan mata yang sudah merem-melek. Membuat Theo yang melihat sudah gemas sendiri.
Hingga akhirnya Agatha tumbang, ia menyerah pada kantuknya. Theo segera memindahkan Agatha ke tempat tidur miliknya dan menyelimuti gadis itu.
Theo kembali melanjutkan belajarnya.
TING...
TING...
TING...
Suara notifikasi handphone milik Agatha tak henti-hentinya berbunyi, ia yang takut membuat Agatha terbangun, lantas mengambil handphone Agatha yang ternyata tidak terkunci.
Notifikasi yang kebanyakan datang dari para laki-laki membuat Theo tanpa pikir panjang langsung membuka chat yang masuk. Membuka aplikasi WhatsApp yang di dominasi oleh laki-laki dengan nomor asing. Baiklah Theo akan bermain-main dengan orang yang berani mengirim gadisnya pesan.
Laki-laki pertama.
Laki-laki kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Novela JuvenilAgatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore. Tepat sebelum balapan, ia malah salah fokus mendapati seorang gadis yang beraroma sangat memabukka...