19. Hilang

213 33 2
                                    

Vote ya! Maacccihhh 😁

~CoupleBatu~

Lily sudah berhasil mencetak dokumen yang dibutuhkan Jingga, itupun dengan jarak yang jauh dari hotel tempat ia singgah. Masalah yang harus dipecahkan Lily sekarang adalah bagaimana cara dia pulang, setelah tadi berjalan jauh tak tentu arah. Lily jadi keliru jalan mana yang harus ia tempuh untuk kembali. Lily takut, ia ingin menangis, pikirannya tak karuan, baginya semua jalan tampak serupa hingga ia bingung harus memilih jalan yang mana. Kalau Jingga tak menuntut Lily secara berlebihan, mungkin Lily tak akan tersesat seperti ini, berjalan tak henti-henti di daerah yang menurutnya sangat asing. Kali ini Lily menaruh kesal kepada Jingga.

Lily tidak tahu apakah ini memang hari sialnya atau bukan, niatnya ingin bertanya alamat, tapi orang yang dimintai tolong bukan menolong, malah mengambil lari ponsel Lily secara paksa. Padahal bagi Lily ponsel itu satu-satunya media sebagai petunjuk arah. Lily tidak tahu juga ia punya keberanian dari mana untuk melawan dan merebut kembali miliknya. Tapi Lily kalah, ia di dorong sampai tersungkur ke jalan, lembar- demi lembar kertas pun ikut berserakan ke mana-mana. Ternyata tenaga seadanya tidak mampu mengambil kembali miliknya. Sungguh, tadi harga dirinya yang terluka, sekarang lutut dan telapak tangannya ikut terluka, fisik dan batin sama-sama telah dilukai.

Pecah sudah air mata yang selama ini ia bendung dan tak bisa lagi ia sembunyikan. Dengan tangisan yang tersedu-sedu, pun dengan rasa sakit yang berdenyut di hatinya, Lily berusaha memungut satu-persatu kertas-kertas yang berserakan. Lily harus menyelamatkan dokumen ini.

Gara-gara perjuangannya menyelamatkan lembar dokumen itu Lily jadi celaka, tapi setidaknya ia sudah berjuang dan mendapatkan hasil. Lily juga tidak mau Jingga memarahinya kedua kali di depan orang banyak, karena itu sangat menyakitkan. Kalau ingat kepada makian Jingga sore hari tadi, dadanya terasa berdenyut nyeri. Jingganya ternyata berhasil melukai hati.

Lily sempat ingin menyerah, ia hanya mampu terduduk lemah di pinggiran jalan, dengan lutut kaki yang ia peluk. Sejujurnya Lily pening, ia ingat kalau dia belum makan, terakhir itu mungkin siang tadi, pantas saja tubuhnya melemah. Rasa lapar, mual, dan juga lelah ia rasakan bersamaan.
Pun dengan tangis yang sendari tadi tak bisa ia hentikan. Mungkin sebuah pengungkapan hati dari rasa kecewa, takut, dan terluka yang semuanya berpadu menjadi satu.

Terima kasih kepada Jingganya yang telah membuat Lily seperti ini. Menangis seorang diri di hamparan jalan yang sudah seperti tak berpenghuni. Lily masih tidak percaya Jingga sekejam itu kepadanya, membiarkan gadis seperti Lily terluka secara fisik dan batin sekaligus. Lily jadi risih, ia tak mau menemui Jingga untuk saat ini.

"LILY..." Teriak seseorang dari kejauhan, siluet itu mendekat ke arahnya, setengah berlari menghampiri, ia seolah meyakinkan bahwa orang tersebut adalah Lily.

Lily bangkit dari duduknya, perasaannya menjadi lega, rupanya doa yang sebelumnya ia panjatkan di balik tangis, mampu membawa seseorang untuk menyelamatkannya dalam kesendirian.

"Gani." Ucap Lily, ia tak menyangka orang yang pertama menghampirinya adalah Gani. Orang itu dengan cepat menarik tubuh Lily ke dalam dekapan yang hangat. Memeluk erat seolah ingin menunjukan perasan lega karena apa yang Gani cari sudah berhasil ia temukan.

Berpelukan di dalam kondisi seperti ini memang sangat mengharukan. Antara dinginnya malam berpadu dengan hangatnya dekapan, keduanya merasa diuntungkan. Gani yang beruntung karena menemukan Lily, dan Lily yang beruntung karena bisa kembali pulang.

Tak hanya Gani, Lily pun membalas pelukan itu dengan erat, melingkarkan lengan di pinggangnya. Lily juga menangis tersedu-sedu di bahu Gani, entah mengapa rasanya Lily ingin mengadu. Gani empati, bertapa ketakutannya Lily sekarang. Seharusnya ia datang lebih awal agar Lily tak semenderita ini. Mungkin yang bisa Gani lakukan sekarang hanya mengusap belakang surai Lily agar tenang, dan memberi waktu untuknya bertahan di dekapan.

Couple Batu (SO JUNGHWAN) by Pupuriri30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang