1. Menikah Dadakan

1.1K 51 1
                                    

"Pet malam ini gue nginep di apart lo ya?" ucap Lily pada Petra, Laki-laki pemilik sekaligus tuan rumah dari apartemen tempat Lily melarikan diri. Baru saja membukakan pintu, Petra sudah menghembuskan nafas beratnya, ia tak bisa berkata-kata lagi pada gadis mungil di hadapannya. Pukul dua dini hari bukan hal lumrah untuk berkunjung, tapi ini adalah Lily, perempuan dengan seribu tingkah yang tak mampu ditebak begitu saja.

Menepis kejanggalan pada pikirannya, Petra membukakan pintu lebih lebar hanya untuk mempersilahkan Lily masuk ke dalam gubuk kediamannya.

"Berantem lagi sama suami lo Ly?" tanya Petra pada inti permasalahan yang sudah ia duga pasti keributan rumah tangga. Ia sudah paham, apa pun pertengkarannya, solusinya pasti adalah rumahnya. Apakah tidak lelah berperang dingin sesering ini? Petra saja dibuat bingung oleh sahabatnya yang baru-baru ini menikah di usia muda. Pikirnya, kalau belum siap berumah tangga, mengapa setuju untuk menikah.

"Gue boleh minta selimut gak Pet? Gue tidur di sofa saja," ucapnya. Ia  enggan menjawab pertanyaan Petra,  dan menggantinya dengan topik lain.

Petra mendengus kesal, kalau sudah begini dugaannya pasti benar. Ia tak mau ikut campur atau menambah keributan dari masalah rumah tangga sahabatnya ini, dengan cepat ia membawa segulung selimut dari kamar dan menyimpang ke dapur hanya untuk membuat secangkir susu hangat untuk Lily yang sudah meringkuk setengah tidur di atas sofa.

"Ly nih selimutnya, dan minum dulu susunya!" Lily menerima segelas susu itu dan meneguk sampai habis, setelahnya ia memberikan lagi gelas kosong itu pada Petra.

"Buset, haus banget apa?"

"Hmmm" Lily hanya berdeham mengiyakan, matanya sudah tak kuat lagi menahan kantuk.

"Lo udah makan?" tanya Petra, namun tak ada jawaban. Ia yakin Lily sudah terjun ke alam mimpi. Dengan telaten Petra menyampaikan selimut itu pada ujung kaki sampai ke leher. Pun dengan meluruskan kaki Lily agar tidak kesemutan. Walaupun sering menggerutu begini, Petra adalah laki-laki tampan yang penuh perhatian. Melihat Lily sudah terkujur nyaman, Petra kembali ke dalam kamar untuk meneruskan waktu tidurnya yang sempat terganggu.

"Ah sial... siapa lagi sih?" gerutunya kesal. Petra baru beberapa menit saja menikmati tidurnya, namun suara dari ponsel miliknya terus berdering, ia ingin mengabaikan, tapi sepertinya dering ponsel itu akan terus menyala sampai si empu mengangkatnya.

Dengan mata yang menyipit dari silaunya sinar ponsel, Petra membaca nama siapa yang menghubunginya tengah malam begini. "Jingga...," ucapnya kecil. Nama dari suami Lily yang tengah bermalam di sini.

"Sudah ku duga...," racaunya kecil.

"Lily ada di tempat lo kan?" tanya Jingga tak sabaran. Belum juga ia mengucap kata 'Hallo', pria di sebrang sana sudah mendahului.

"Ya, dia ada di sini! Tapi sekarang dia udah tidur. Apa perlu gue bangunin?" tanya Petra memberi tawaran.

"Gak perlu, gue ke sana sekarang!" ucapnya, dengan tidak sopan  langsung menutup saluran komunikasi tanpa salam.

"Ishhh..." ucap Petra kesal. Pasalnya setiap sepasang pengantin itu bertengkar, dia selalu tersempil di tengahnya. Ia tak menyangka rumah tangga akan serumit ini.

-

Tamu tak diharapkan sudah tiba, Jingga langsung saja mengintrogasi Petra yang baru saja membukakan pintu. Sedang Petra hanya menunjuk di mana Lily terlelap. Pria yang bergelar sebagai suami dari sahabatnya itu tak banyak ucap, dia langsung menghampiri Lily dan memangkunya.

"Gak dibangunin aja bro?" tanya Petra. Tangannya sudah membukakan pintu luar dengan lebar, agar Jingga leluasa membawa Lily.

"Kalo dia bangun, dia gak akan mau pulang," jawab Jingga, tanpa menatap ke sumber suara. Pun tanpa ekspresi seperti biasa.

Couple Batu (SO JUNGHWAN) by Pupuriri30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang