"Anak gak tau diri. Kamu janji pada saya kalau kamu akan jadi anak yang baik. Bagaimana mungkin anak dari pejabat dan presdir perusahaan besar bisa bersikap menjijikkan seperti itu. Memalukan kau Bianka." Makinya.
"Bagaimana pandangan orang terhadap saya, kalau sikap anak saya murahan seperti kamu?! Mau di taruh di mana muka saya? Kalau nama baik saya sampai tercoreng, lebih baik kau pergi dari rumah ini." Lanjutnya, laki-laki paruh baya itu lebih memilih nama baiknya, dari pada harus peduli pada Bianka.
Sebelum makian itu terucap, Bianka sudah disuguhi oleh tamparan bertubi-tubi dari ayahnya. Benar, seperti inilah sisi kelam kehidupan Bianka, dituntut untuk hidup menjadi sempurna, dan mendapatkan apa yang keluarganya mau.
Hidup di keluarga terpandang seperti ini tidak boleh membuat kesalahan apa pun. Bagi ayahnya kesempurnaan adalah nomor satu. Orang harus melihat keluarganya sebagai keluarga cemara yang harmonis, tidak peduli sehancur apa keluarga itu di kehidupan aslinya. Di depan kamera harus tetap terlihat sempurna.
Keluarga terpandang ini terlalu haus akan pujian orang lain, termasuk media dan masyarakat umum. Bahkan anak yang mereka miliki harus memiliki sikap dan fisik yang bagus juga.
Mungkin orang-orang tahunya kalau Bianka adalah anak semata wayang yang dimanja, dan segala keinginannya selalu dituruti. Padahal semua itu hasil rekayasa orang tuanya.
"Menyesal saya dulu mengadopsi kamu." Ucapnya. Ia melemparkan ponsel itu ke hadapan Bianka, untuk memperlihatkan vidio tak senonoh antara Bianka dan Jingga yang sedang di Klinik kesehatan.
Bianka menunduk. Setiap marah, ayahnya selalu membahas dan mengucap penyesalan karena telah mengadopsinya. Sejujurnya keluarga yang tidak dikaruniai anak itu bukan karena tidak mampu membuat anak. Tapi karena tidak mau repot mengurus bayi kecilnya. Mereka lebih memilih sibuk bekerja, dari pada sibuk mengurus anak.
Maka itu mereka mengambil Bianka dari panti asuhan saat ia berusia 10 tahun. Menurut mereka usia Bianka terbilang cukup besar dan tak repot untuk diurus. Itu pun Bianka tumbuh dengan seorang pengasuh, bukan karena bimbingan dan kasih sayang orang tuanya.
Satu hal mengapa mereka memilih Bianka untuk diadopsi, karena Bianka anak yang paling cantik dari semua yang ada di sana. Mereka tidak peduli dengan karakter dan watak Bianka yang asli, yang mereka perlukan adalah fisik yang sempurna. Sedangkan perilaku akan mereka bentuk sesuai keinginan mereka sendiri.
Mereka tidak pelit dengan uang, bahkan keluarga itu bisa memasok uang dan barang-barang mewah untuk Bianka. Asalkan Bianka tidak pernah merusak nama baik keluarganya. Bianka harus menjadi anak yang sempurna, yang selalu tersenyum dan menurut apa yang diminta. Saking profesionalnya dalam berpura-pura, kala ingin mengamuk saja, ia harus menunggu orang tuanya tidak ada di rumah dalu, baru ia bisa melampiaskan segalanya. Mungkin yang mengetahui sifat aslinya hanya asisten rumah tangganya saja.
Sejujurnya Bianka lelah, ia tidak pernah bisa menunjukkan sifat aslinya pada keluarganya. Bahkan berpura-pura menjadi anak baik saja sudah membuatnya muak. Bagaimana bisa, semua hidup Bianka harus mereka yang atur, seperti gaya pakaian, jurusan kuliah harus orang tuanya yang memilihkan, bahkan Bianka berteman pun tidak boleh dengan sembarang orang.
Katanya mereka takut kalau Bianka terjerumus dunia nakal, dan akhirnya mengirim timbal balik yang jelek pada nama baik keluarga. Maka itu Bianka tak pernah punya teman. Baginya, Jingga adalah seseorang yang jauh dari cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Batu (SO JUNGHWAN) by Pupuriri30
FanfictionLo itu udah punya suami, masih aja nginep di apart cwo lain. Punya harga diri gak sih? ~ Jingga Engga, gue gak punya harga diri. Puas Lo? ~ Lily - Jingga ➡️ So Junghwan - Lily ➡️ girl main character - Gani ➡️ Haruto - Petra ➡️ Yoshi ⚠️No Bxb, 1...