23. Pregnant

345 35 1
                                    

"Ly... Bangun, jangan buat gue cemas kaya gini dong Ly... Please bangun." Ucap Jingga yang terduduk lemas memangku kepala Lily yang sedang terkujur lemah tak sadarkan diri. Jingga juga tak hentinya menepuk- nepuk pelan pipi Lily agar tersadar. Tapi nihil, Lily tak sadar juga.

Bukan hanya Jingga, seluruh anggota organisasi pun ikut panik karena menyaksikan secara langsung kejadian di mana Lily terkapar tak sadarkan diri secara tiba-tiba di hadapan mereka. Gani juga sama, sejak awal Gani tak menaruh perhatian apapun pada pengumuman itu, tapi kala Lily tergeletak, fokusnya langsung kepada Lily seorang. Gani panik, ia orang kedua setelah Jingga yang berlari menghampiri Lily.

Tepat setelah Jingga memanggil Lily ke depan untuk memberikan pengumuman kalau Lily adalah istrinya, Lily menjadi gentar, ia menjadi sulit mengendalikan diri. Awalnya Lily hanya sempoyongan saja dari rasa pening yang ia rasakan, tapi lama-lama menjadi mual, dan akhirnya semua pandangan berubah menjadi gelap.

Lily juga tidak sempat memberikan jawaban dari banyaknya pertanyaan yang orang lain lontarkan kepadanya, tentang fakta hubungan Jingga dan Lily yang sudah menikah dari lama. Padahal kenyataannya Lily bukan pingsan karena itu, tapi karena sejak awal kondisinya memang sudah tidak baik-baik saja.

Lily memang kaget dan tak percaya pada pengakuan Jingga tentang hubungan mereka. Tapi Lily senang bisa diakui oleh Jingga kalau ia istri sahnya. Hanya saja, tragedi itu terjadi di waktu yang sama, sampai meninggalkan kesalahpahaman yang berlebih.

"Lily syok kali gara-gara lo umumin hubungan pernikahan itu tiba-tiba." Duga Ahmed, yang ditanya merenung.

Jingga tak tahu kalau akan separah ini, sampai harus membuat Lily syok berat hingga pingsan. Pikirnya semua akan baik-baik saja, karena akhirnya seluruh orang tahu Lily milik Jingga seorang.

"Ini gak bener, ini harus dibawa ke klinik kesehatan segera. Biar gue yang bawa." Ucap Gani, ia hendak memangku Lily dengan tangannya, tapi Jingga menangkasnya cepat.

"Gak usah, biar gue aja. Gue yang berhak bawa Lily, karena gue suaminya." Ketusnya, saat itu Gani dan Jingga adu tatap dengan sengit. Tapi Ahmed melerai, benar kata Gani kalau Lily harus segera dibawa ke klinik kesehatan agar dapat ditangani segera oleh dokter.

 Tapi Ahmed melerai, benar kata Gani kalau Lily harus segera dibawa ke klinik kesehatan agar dapat ditangani  segera oleh dokter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di luar ruang pemeriksaan ini, Jingga terduduk lesu. Perasaan resahnya sudah menjulur ke seluruh aliran darah. Lily tidak biasa seperti ini, bahkan kala sakit pun Lily tak pernah sampai pingsan. Tapi mengapa hanya karena pengumuman itu Lily menjadi drop begini? Jingga jadi merasa bersalah pada Lily, harusnya ia diskusikan dulu dengan Lily kapan hubungan mereka akan dipublikasikan, tapi Jingga asal saja.

Toh Jingga sudah tidak kuat untuk menyebar luaskannya. Jingga hanya ingin mereka tahu hubungan Jingga dan Lily dari mulut dia sendiri, dan bukan dari mulut orang lain. Pun agar rumor tentang dia dan Bianka segera berakhir.

"Tenang, dia gak akan apa-apa kok. Lily kan perempuan kuat." Ucap Petra, ia mencoba menenangkan wajah tegang di muka Jingga. Sedangkan Ahmed hanya bisa mengusap-usap punggung kawannya agar tenang.

Couple Batu (SO JUNGHWAN) by Pupuriri30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang