25. Hancur

227 27 2
                                    

~CoupleBatu~

"Bianka, lo bisa bangun sekarang. Lo gak usah pura-pura pingsan lagi." Pinta Jingga, dalam pejamnya ia merutuki kebodohannya sendiri. Rupanya Jingga tahu kalau Bianka hanya pura-pura, dan itu membuat Bianka malu.

Bianka tidak bisa bohong lagi, ternyata Jingga tak semudah itu untuk ia bodohi. Tatkala mata Bianka terbuka, ia disuguhi tubuh Jingga yang terduduk di sampingnya. Jingga juga menatap Bianka dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kalo lo tau gue pura-pura pingsan, kenapa lo bawa gue ke sini?" Tanyanya, Bianka berharap jawaban seolah Jingga benar-benar khawatir kepadanya.

"Gue takut orang-orang keburu tahu kalau lo dan Lily lagi berantem. Terus gue gak mau sikap pingsan lo tadi bikin orang lain salah paham. Gue takut Lily kena imbasnya. Makanya gue cepat-cepat bawa lo ke sini." Ujaran Jingga tidak sesuai dengan apa yang Bianka inginkan. Mendengar itu Bianka mendecih, rupanya Jingga sedang berkorban untuk Lily.

Bianka baru saja dibuat senang oleh kepedulian Jingga terhadapnya di beberapa waktu yang lalu. Di mana ketika Bianka tak sadarkan diri, Jingga benar-benar terlihat panik dan langsung membawanya ke ruang kesehatan. Bahkan sampai rela mengabaikan Lily demi menolong dirinya.

Tapi ternyata dugaannya salah, Jingga hanya takut Lily disalahkan orang lain atas kejadian ini. Maka dari itu ia bergerak cepat agar peristiwa tadi tak menjadi tontonan para mahasiswa lain. Benar, Jingga mencoba melindungi Lily dengan caranya sendiri. Baru saja Bianka dibawa terbang, sekarang dijatuhkan kembali oleh dugaannya sendiri.

"Gue lagi ngurusin administrasi buat magang. Gue pergi ke gedung utama tadi sore, dan gue gak sengaja liat lo nyeret Lily ke aula." Jelasnya, Biaka tak percaya keteledoran ini merusak rencana yang dia buat. Harusnya ia melihat keadaan sekitar terlebih dahulu.

"Emang kelihatan maksa ya? Tadi gue ngajak Lily ngobrol baik-baik kok. Gue cuman mau minta maaf soal rumor itu. Tapi Lily gak terima makanya gue dijambak, dan juga ditampar Lily." Racaunya, Bianka mencoba membalikan keadaan, sedangkan Jingga yang mendengar itu hanya tersenyum remeh.

"Lo bener, gue tau Lily emang udah jambak dan tampar wajah lo." Ucap Jingga.

"Tuh kan, gue gak bohong. Lily pura-pura baik di depan lo doang." Belanya, Bianka juga memegang pipinya yang sempat ditampar oleh Lily.

"Tapi lo harus tau Bianka. Gue hidup sama Lily itu gak sebentar. Ya walupun Lily keras kepala, tapi Lily gak pernah usik hidup orang lain. Lily bakal berontak kalau dia diusik lebih dulu. Coba lo pikir, ketika lo deketin gue di hadapan Lily, apa pernah dia nampar atau jahatin lo? Engga kan? Itu berarti lo yang usik dia duluan." Ucap Jingga.

"Ini peringatan yang terakhir buat lo Bianka. Jangan pernah ganggu hidup Lily lagi, jangan fitnah kalau dia yang maksa gue nyebarin hubungan pernikahan ini, karena itu semua keinginan gue sendiri. Gue emang pengen semua orang tahu kalau Lily adalah milik gue." Finisnya.

Jingga sudah mengutarakan semuanya, hatinya juga merasa puas karena bisa membela Lily di depan Bianka. Memang di aula tadi Jingga tampak tak peduli pada Lily, tapi jauh di lubuk hati yang terdalam hanya Lily yang ia pedulikan.

"Oh berarti lo denger semua obrolan gue." Duganya, kini Bianka tak bisa berbohong lagi kala mendapat respon anggukan dari Jingga.

Benar, setelah melihat Lily diseret itu, Jingga mengikuti ke mana arah mereka pergi. Di sana memang ada Petra sebagai saksi lain, tapi Petra datang ketika semuanya hampir selesai, tidak seperti dirinya yang tahu secara lengkap. Jingga sudah ingin masuk ketika Bianka hendak mulai menjambak Lily, tapi ketika Lily mulai membalasnya ia urung. Hanya sekedar ingin tahu bahwa istrinya benar-benar tak selemah itu.

Couple Batu (SO JUNGHWAN) by Pupuriri30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang