20. Lagu untuk Lily

217 31 7
                                    

Puncak acara akan dilaksanakan hari ini, di mana semua anggota turut serta melaksanakan gladi bersih untuk pagelaran acara resmi. Di sana hanya beberapa yang diikutsertakan, seperti kelompok BEM dan ketua Hima dari beberapa prodi. Sedangkan anggota hanya sebagai penyimak. Andra dan kawan-kawan lah yang berperan penting dalam penyusunan ini, dari tahap pembuka sampai penutup.

Untuk bagian hiburan yang mengatur jalannya acara adalah seluruh anggota Hima, termasuk Lily dan kawan-kawan. Mereka juga aktif berpartisipasi membentuk panggung yang megah dan elegan agar penonton puas dan terhibur dengan acara ini. Bahkan bagian pengisi acara hiburan dari beberapa UKM sudah siap menampilkan yang terbaik untuk sore nanti. Seperti pentas drama dari Jurusan Sastra Indonesia, tari daerah dari UKM seni, band dari UKM musik, dan lain sebagainya. Intinya hanya tinggal menunjukkan pentas saja di atas panggung.

"Ly, Lo di cari kak Jingga tuh." Seru Ket pada Lily yang sibuk merapikan lembar susunan mc.

Lily sebenarnya malas bertemu Jingga, ia masih marah soal kejadian kemarin. Tapi ia berusaha memisahkan ego dan pekerjaan agar tidak merusak mood hari ini. Apalagi ini adalah hari penting. Mau tak mau Lily menghampiri Jingga ke bagian back stage panggung yang belum ada siapa-siapanya, hanya sosok Jingga yang terduduk menunggu Lily.

"Ada apa kak? Apa mau ambil dokumen kemarin? Ini udah siap, udah disusun juga." Ucapnya mencoba konsisten dengan pekerjaan, tanpa melihat mata Jingga sedikitpun.

"Thanks, dan sorry. Kemaren gue udah keterlaluan sama lo." Ujarnya, sembari meraih dokumen itu dari tangan Lily.

Benar, Lily sudah menyusunnya dengan baik, bahkan tak perlu lagi untuk dikoreksi. Entah berapa lama Lily mengoreksi file yang berantakan itu sampai lupa makan. Di hadapannya Lily menunjukan bahwa ia baik-baik saja, tapi sedikit berubah seperti orang asing. Tatapan Lily tak sedikit pun mau menatapnya. Dan Jingga tak suka itu.

"Ly ayo kita ngobrol dulu. Sekalian gue mau ajak lo makan ke kafetaria. Lo belum makan kan?" Ajaknya, Jingga hendak meraih jemari Lily, tapi dengan cepat Lily hempaskan. Jingga tercengang, tak biasanya Lily seperti ini, mencoba mundur memisahkan jarak.

"Sorry kak, gue masih banyak pekerjaan. Gue gak enak kalo yang lain kerja sedangkan gue enggak. Gue mau profesional, gue pergi ke sini itu gratisan. Jadi apa yang gue lakukan harus seimbang. Gue gak boleh ngelunjak." Jelasnya.

Lily membalikan semua hal yang Jingga ucapkan kepadanya kemarin sore. Semua tentang alasan mengapa Jingga sampai memarahinya. Lily ingin menunjukkan bahwa dia tidak seperti apa yang Jingga kira. Lily mampu mempertanggung jawabkan kedudukannya.

Jingga tercengang, apa yang diucap Lily sangat menyengat di hati. Lilynya sudah menampar Jingga dengan cara yang halus. Jingga seperti di tusuk perbuatannya sendiri. Ucapan Lily memang tidak ada yang salah, hanya saja Jingga merasa tersindir.

Bahkan ketika Lily ijin pamit untuk kembali bekerja, rasanya Jingga tak rela. Jingga belum puas berjumpa dengan Lily, hatinya belum setenang harapannya.

"Gak gitu Ly, lo hebat kok. Guenya aja yang emosian. Maafin gue Ly, gue gak mau lo menghindar dari gue terus. Gue tersiksa." Pintanya, sembari memeluk Lily dari belakang, ia mencoba menghadang Lily dalam dekapan, seolah tak rela jika Lily pergi.

"Tolong lepasin kak, nanti orang lain liat kita." Pinta Lily, ia mencoba melepas rangkulan Jingga yang merekat.

"Gue gak akan lepasin, sampai lo mau maafin gue." Ancamnya.

"Jingga gak usah dipaksa, biarin aja dia mau pergi ke mana. Caper banget sih." Potong Bianka. Rupanya gadis itu sudah mengikuti Jingga dari sebelum kedatangan Lily. Niatnya hanya ingin menguping, tapi ketika ia melihat Jingga memeluk erat tubuh Lily, Bianka jadi tak suka.

Couple Batu (SO JUNGHWAN) by Pupuriri30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang