2. Ruang BEM

575 42 0
                                    

"Lesu banget muka lo." Tegur Kean yang menduduki dirinya tepat di samping Lily. Gadis itu sedang memposisikan kepala pada lipatan tangan yang ia taruh di atas meja.

"Kean memang harus ya rapat kaya gini setiap hari? Males banget." Rutu Lily masih dengan posisi yang sama seperti sebelumnya.

"Ya mau gimana lagi, kita kan anggota Hima, mau gak mau harus ngikutin semua aturan yang dibuat BEM." Ujarnya, sembari mengeluarkan susu rasa pisang dari keresek putih yang ia tenteng sebelumnya.

"Apa gue keluar aja ya dari Hima?" Ujar Lily, matanya menutup. Pikirnya siang-siang begini enaknya untuk tidur siang, bukan untuk rapat begini.

"Lo kan anak beasiswa, bukannya kalo anak beasiswa harus aktif organisasi ya? Kalo engga bisa-bisa dicabut beasiswanya. Lo kan tahu kampus kita kaya apa." Kean menjelaskan panjang lebar.

"Oh iya ya bener." Lily kembali merutuki dirinya, ia melupakan bahwa dirinya merupakan anak beasiswa yang mau tak mau harus aktif dalam berbagai kegiatan.

"Ya udah sabar saja, ini derita kita. Lo sama gue kan anak beasiswa haha..." Ucap Kean cengengesan. Lily yang mendengar tawa itu ikut tertawa, di organisasi ini temannya hanya Kean, Jase, dan Ket. Sayangnya dua dari ketiga temannya itu tak bisa hadir hari ini.

"Lo mau?" Tawar Kean yang menyodorkan susu pisang itu kehadapan Lily. Lily menerimanya dengan senang, ia juga sudah merasakan haus sendari tadi.

Jingga dan rombongannya sudah tiba. Meski bergelar wakil dari ketua BEM, ia ditunjuk sebagai pemimpin rapat untuk pertemuan kali ini. Netranya langsung bertemu tatap dengan sosok gadis yang tak asing lagi di dalam hidupnya, apa lagi kalo bukan menyaksikan kegiatan dua orang yang saling suap menyuap. Sedangkan Kean dan Lily baru menyadari kehadirannya kala mahasiswa yang lain berdeham memberi isyarat.

Jingga duduk di hadapan para anggota, berkas yang akan ia bahas pada rapat kali ini ia letakan di atas mimbar. Sorot mata tegasnya melirik semua mahasiswa yang yang datang cukup banyak pada rapat kali ini. Sampai mata itu bertemu tatap dengan mata Lily, sosok istri yang ia rahasiakan. Mungkin hanya Petra saja yang mengetahui status mereka sebagai pengecualian. Kean dan yang lainnya belum mengetahui status dari Lily dan tokoh penting pemimpin rapat itu.

Jingga sempat menatap lama pada Lily, yang ditatap malah memalingkan pandangannya ke arah Kean. Ada sedikit kesal yang dirasakan Jingga kala Lily terlalu dekat dengan Kean. Tapi profesional adalah sikap yang perlu ia lakukan saat ini. Ia juga sedikit gengsi bila mengutarakan kecemburuannya pada Lily. Jadi yang ia lakukan adalah bersikap seolah-olah tak peduli.

Keberhasilan anggota BEM dan antek-anteknya terhadap seminar besar-besaran yang digelar di kampus itu mendapat acungan jempol dari pihak atas pemimpin universitas. Dengan perjuangan dan tenaga yang terkuras banyak mengurusi hal itu, kini pihak Universitas memberikan hadiah liburan selama tiga hari tiga malam secara gratis menikmati keindahan alam pulau Lombok yang akan dilakukan akhir semester genap ini. Pesan tersebut baru saja disampaikan oleh Jingga sebagai wakil ketua BEM di rapat hari ini. Bukan hanya tepuk tangan yang gemuruh dari setiap anggota Hima berbagai prodi, tapi juga teriakan yang menggambarkan kebahagiaan mereka karena bisa berlibur secara gratis.

Jingga dan rekan yang lain juga ikut tersenyum melihat anggotanya bahagia dengan pengumuman kali ini. Tak berlangsung lama senyuman Jingga pudar kala pandangannya menangkap Lily yang dengan happynya berayun tangan dengan Kean. Anggap saja kegabutan yang dialami Lily setengah jam yang lalu hilang begitu saja ketika mendengar kabar gembira.

Satu jam telah berlalu, rapat pun sudah selesai. Satu per satu anggota sudah mulai meninggalkan ruang rapat, begitu pula dengan anggota BEM dan BPM yang sudah menghilang satu persatu. Pun dengan Kean dan Lily yang hendak melangkah pergi.

Couple Batu (SO JUNGHWAN) by Pupuriri30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang