Happy Reading guys 💚
"Kenapa gak langsung pulang ke rumah?" tanya seorang wanita cantik sambil berkacak pinggang di depan anak sulungnya.Agam yang hendak berjalan ke luar dengan Kalya, tentu saja terkejut mendapati mama dan adiknya yang berdiri di lobi kasir sambil menatap keduanya.
"Mama, ngapain di sini?" Agam menghampiri sang mama, lantas bertanya.
Kalya menatap canggung ketiga orang yang sedang berada di antara dirinya. Jika tidak salah ia mendengar, wanita cantik itu adalah mama dari Jarvis-teman SMA-nya dan juga mama dari dosennya.
"Kamu ini, Mama tanyain, kok, malah ditanya balik." Tiara menatap kesal putra sulungnya.
Kalya menatap Tiara sambil tersenyum kaku dan gadis itu juga merasa canggung merasa tak enak dengan Jarvis, karena dirinya tadi bersama dengan saudara laki-laki pemuda itu.
"Ini lagi, ngapain magrib kamu masih di sini? Mana berduaan sama anak gadis orang lagi." Tiara bertanya sambil menatap gadis berisi yang berdiri di sisi putranya.
"Bukan berdua aja, Ma. Masih ada pegawai di belakang," sahut Agam pada sang mama.
Tiara melirik sang putra sekilas, kemudian wanita cantik itu berjalan dan berhenti di samping Kalya. Ia menatap Kalya yang menunduk, ia rasa gadis itu tak berani menatapnya.
Kalya merasa jika dirinya yang sedang dipertanyakan dan ditatap oleh wanita cantik itu, langsung tak bergeming di tempat. Ia takut jika Tiara akan menghardiknya karena barusan ia ketahuan sedang bersama putranya, apalagi mengingat badannya yang tak seelok seperti gadis pada umumnya.
"Hai, Nak, kenapa nunduk terus?" tegur Tiara.
Kalya mendongakkan kepalanya menatap Tiara yang sangat dekat dengannya. Kalya tak tahu harus bagaimana, akhirnya gadis itu memilih untuk tersenyum sebagai sebuah balasan untuk wanita cantik yang baru saja menegurnya.
"Aduh, Gusti ... manis banget kamu," puji Tiara setelah melihat Kalya yang tersenyum lebar, hingga menampilkan gingsul gadis tersebut.
Agam dan Jarvis saling berpandangan dan lalu menghela napas. Mama keduanya memang seperti itu, jika ada sesuatu mau itu bagus atau pun buruk, maka wanita itu akan secara terang-terangan memuji atau mengatainya. Sama halnya dengan yang barusan ia katakan pada Kalya. Wanita itu berdecak kagum melihat senyum manis Kalya dan secara langsung memujinya.
"Eh, nggak, kok, Tante," elak Kalya karena merasa pujian itu tidak pantas diberikan untuknya. Apalagi dengan adanya kedua laki-laki itu di sana semakin membuat Kalya malu dengan pujian tersebut.
"Iya, loh, kamu manis banget, apalagi gingsul yang sebelah kanan itu, tuh," tambah Tiara sambil menunjuk dari jauh sisi kanan mulut Kalya. "Ohya, kamu ngapain di pusat kebugaran ini?" tanya Tiara seperti sudah lama dekat dengan Kalya.
Aduh, mau jawab apa, ya? batin Kalya bingung harus menjawab seperti apa. Lagi pula ia malu jika harus berkata jujur pada wanita yang super duper cantik yang kini berada di depannya. Ia merasa sangat-sangat insecure dengan Tiara, padahal umurnya jauh lebih muda, tetapi wajahnya lah yang terlihat lebih tua.
"Atau jangan-jangan kamu pacar anak saya, ya?" tanya Tiara lagi karena tak sabaran mendengar jawaban dari Kalya.
Pertanyaan yang keluar dari mulut Tiara, bukan hanya mengejutkan Kalya, melainkan juga mengejutkan Agam dan juga Jarvis.
"Eh, bukan, Tan," jawab Kalya sambil menggelengkan kepalanya. "Aku di sini mau nge gym, kok."
Tiara terkekeh melihat wajah kaget Kalya. Wanita cantik itu kemudian mengangguk paham atas jawaban yang baru saja dilontarkan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatty Love (END)
RomanceKatanya, beauty privilege itu nyata. Itulah yang menimpa Kalya, cewek obesitas yang nekat menyatakan perasaannya berkali-kali kepada cowok ter-famous bernama Ansel, tetapi selalu ditolak mentah-mentah. Puncaknya pada malam prom night. Jawaban Ansel...