22. Bertemu Masa Lalu

54 16 0
                                    

Hari demi hari terus berganti. Setiap kali jika Agam pulang lebih cepat dari kampus, maka laki-laki itu akan singgah di pusat kebugaran untuk terus melatih otot tubuhnya. Namun, hari ini sebelum tiba di tempat olahraga miliknya, laki-laki itu berhenti sejenak di salah satu supermarket yang ada di sekitaran kota.

Saat akan membukakan pintu, Agam langsung tertegun dengan seseorang yang ada tepat di hadapannya.

“Hai, Agam,” sapa perempuan itu dengan nada yang kikuk.

Agam ingin pergi dari hadapan perempuan tersebut. Namun, hatinya berbisik jika dirinya harus tetap berada di sana dan mengakhiri semua bayang-bayang yang pernah terjadi di masa lalu.

Oke, lo pasti bisa, batin Agam meyakinkan dirinya sebelum membalas sapaan wanita masa lalunya, siapa lagi kalau bukan Kalisa.

“Em, hai, gimana kabarnya?” tanya Agam kembali menyapa sang mantan kekasih.

“Sejauh ini, aku baik-baik saja,” balas Kalisa. “Untuk yang terjadi lima tahun lalu ….”

“Itu masa lalu, gak perlu diingat lagi. Mari sama-sama kita hilangkan perasaan yang ada.” Agam berbicara sesuatu yang sangat ingin ia ungkapkan selama ini.

Ketika hari di mana semuanya menimpa Agam lima tahun lalu. Ia tidak sempat dan tidak sanggup untuk berbicara dengan Kalisa barang satu huruf pun. Oleh karena itu, hari ini ia rasa sudah waktunya untuk mengakhiri semua rasa marah dan cinta yang terus bersarang di dada. Dirinya harus berakhir dengan tuntas tanpa ada yang membekas.

“Kamu sudah menemukan pengganti aku, ya?” Kalisa bertanya dengan senyuman di bibirnya.

“Itu tidak pen–.”

Ucapan Agam terpotong begitu saja ketika laki-laki itu angkat suara. Agam yakin jika anak yang digendong oleh pria tersebut adalah anak mantan sang kekasih dengan suaminya.

“Sayang, ayo, aku udah selesai bayar,” ucap seorang pria sambil menggendong seorang anak laki-laki menghampiri Kalisa yang sedang berbicara dengan Agam.

“Oh, udah selesai. Sebentar, ya, aku bicara sama dia dulu,” izin Kalisa meminta persetujuan sang suami.

Laki-laki yang merupakan suami Kalisa mengangguk mengiyakan. Ia rasa, dirinya juga harus meminta maaf kepada Agam atas dosa dan perbuatan yang sudah diperbuatkan di masa lalu.

“Agam, aku minta maaf atas apapun yang sudah terjadi, aku gak mau ada permusuhan di antara kita,” sesal Kalisa mengingat kesalahan masa lalu yang ia perbuat dengan penuh kesadaran.

“Agam, aku juga minta maaf atas kekhilafan masa lalu yang menimpa aku dan Kalisa. Aku minta maaf sebesar-besarnya.” Suami Kalisa juga ikut mengutarakan isi hatinya yang selama ini merasa bersalah karena sudah menjadi perusak hubungan orang, meskipun salah satu antara dua orang itu ada yang suka rela melakukannya dengan dirinya.

“Gak usah dibahas lagi. Itu semua udah berlalu. Sekarang kalian hiduplah dengan bahagia dan besarkan anak kalian dengan penuh cinta,” balas Agam terlanjur santai, tetapi begitu sakit untuk ia ungkapkan.

Hati siapa yang tidak sakit jika diselingkuhi oleh kekasihnya dan bahkan hingga dia hamil dengan selingkuhannya. Seseorang yang diharapkan menjadi teman hidup dan juga menjadi ibu dari anak-anaknya kelak. Namun, takdir berkata lain, ia harus melepaskan seseorang yang amat sangat ia cintai dengan pria yang merupakan pilihannya ketika berselingkuh di belakangnya. Mungkin ini semua memang sudah jalannya dan Agam sudah bisa menerima apa pun yang sudah berlaku dalam hidupnya.

Setelah perbincangan singkat antara Agam dan sepasang kekasih yang merusak rasa percayanya terhadap cinta itu pergi. Agam melanjutkan langkahnya kakinya untuk masuk ke dalam bangunan pusat perbelanjaan tersebut untuk memenuhi niatan pertamanya, yaitu membeli beberapa barang yang ia butuhkan.

Fatty Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang