UNBROTHER 14

52 4 0
                                    

Kenna duduk disofa tunggal dengan tatapan kosong dan wajah lelahnya. Ada Alice  yang tetap setia disampingnya.

“Polisi dan dokter menyatakan jika kakek meninggal karena seorangan jantung saat tidur.” Ucap pamannya membuka pembicaraan.

 Kenna menggeleng, kabar itu berseliweran ditelinganya dengar sejak kemarin, tetapi memilih untuk tidak mempercayai keputusan sepihak itu.

“Kenapa tidak dilakukan otopsi...” lirih  Kenna.

“Orang yang meninggal karena sakit tidak perlu diotopsi  Kenna” Tukas Lukas sepupunya, putra pamannya.

“Apa kakek terlihat seperti orang sakit? Dia bahkan masih bisa tertawa malam itu.” Balas Kenna dengan sengitnya.

“Kenna... Hentikan...” lerai tuan Resee  ketika putrinya itu semakin tidak terkendali. “Jangan merusak hari pemakaman kakekmu! Riwayat penyakit kakekmu diusianya, hal yang lumrah terjadi...”

“Jika kau berpikir kakek meninggal dengan tidak wajar, menurut apa penyebab kakek meninggal?” tanya Lukas jengkel terhadap sepupu perempuannya yang anarkis.

Lidah Kenna kelu untuk mengeluarkan satu kata yang begitu diyakini, “Dibunuh...”

Sontak orang disana menahan nafas mendengarkan pendapat yang keluar dari mulut  Kenna.

“Kenna...” Teriak tuan Resee merasa ucapan putrinya keterlaluan.

“Karena itu kenapa kalian tidak melakukan otopsi untuk kakek” tukasnya dengan melotot menahan amarah menatap pamannya.

“Karena bahkan dokter tidak menyarankannya  Kenna ” tukas Paman Marco.

“Tidak... Karena tidak penting bagi kalian alasan kakek meninggal dengan tidak wajar” ucap Kenna meninggalkan keluarganya, kecewa tidak satupun yang membelanya.

 Kenna ditemani Alice  masih dengan isakan yang tidak henti-hentinya. Tergugu menangisi sang kakek yang tidak akan pernah dilihat lagi. Alice  setia mendengar ocehan tidak terima Kenna, tetapi juga harus rasional. Tidak bisa menilai pendapat satu pihak saja.

Yang bisa Alice lakukan hanya menjadi pendengar yang baik untu sahabatnya, karena kata-kata penghiburan tidak akan membuat Kenna lebih baik. Kenna butuh waktu untuk menerima keadaan itu.

-UNBROTHER-

Hidup tak akan selalu bahagia. Hidup seperti ombak di pantai, ada pasang surutnya. Kadang ada saja masalah dan kesedihan yang datang menghampiri. Bagaimana pun mencoba dan berusaha keras, kehilangan itu tak pernah bisa dihindarkan. Ketika masalah sulit datang, hati dan pikiran mulai kalut dan tidak karuan.

Salah satu perlindungan dari kehilangan adalah memiliki banyak kesibukan.

 Kenna menerapkan hal yang sama untuk mengusir dukanya yang belum kunjung berhenti. Mencoba menerima kenyataan tetapi ia tidak bisa.

Seminggu sudah sejak kakeknya meninggal, selama itu Kenna membuat khawatir orang disekitarnya. Gadis itu menggunakan tenaga dan waktu dengan ekstra hanya untuk bekerja.

Alice  dibuat khawatir oleh Kenna, apalagi jika dilarang, Kenna akan menangis membuat Alice  kewalahan untuk menghentikannya.

Ketika sedang akan mengambil pesanan makan siang di lobby, Alice dikejutkan dengan kedatangan pria yang berarti dihati Kenna.

“Tuan Gavin...” sapa Alice .

“Nona Alice...” Balas  Gavin .

“Ada keperluan apa tuan Rowan?” tanya Alice dengan sebuah paperbag ditangannya. Hal yang jarang Gavin menginjakkan kaki di perusahaan tempatnya bekerja.

UNBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang